BeritaHits.id - Mahfud MD telah resmi dideklarasikan sebagai bakal calon wakil presiden (bacapres) Ganjar Pranowo. Rupanya Mahfud sempat dilirik oleh kubu Anies Baswedan sebelum memilih Muhaimin Iskandar.
Mahfud sendiri bercerita bahwa dirinya sempat didatangi dua politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menawarinya mendapingi Anies Baswedan di 2024 mendatang. Diketahui bahwa PKS menjadi salah satu partai yang mengusung Anies Baswedan.
"Kepada Pak Syaikhu waktu ke rumah bersama Al Muzzammil kan beliau menjajaki untuk mencari cawapres-nya Anies, antara lain bertanya, 'Pak Mahfud bersedia tidak? [Saya jawab] tidak," ujar Mahfud MD di lingkungan Istana pada Senin, (5/6/2023).
Syaikhu yang dimaksud Mahfud adalah Presiden PKS, begitu pun Muzzammil Yusuf yang juga politisi PKS.
Baca Juga:Resmi Jadi Cawapres, Megawati, Ganjar-Mahfud Berserta Keluarga Makan Siang Bersama Makanan Berkuah
Penolakan Mahfud terkait dengan partai-partai pendukung Anies yang jelas bisa mengajukan cawapres. Kala itu Anies masih diusung oleh NasDem, Demokrat, dan PKS.

"Saya bilang, karena di koalisi bapak itu ada NasDem, Demokrat dan PKS itu banyak ada yang calonnya dari partainya sendiri. Kalau saya diajak ke situ malah saya merusak demokrasi, kalau yang satu keluar karena Anda ajak saya kan rusak," kenang Mahfud.
"Oleh sebab itu saya bilang kepada ketua PKS, jaga koalisi, jangan ajak saya ke dalam agar koalisi tidak pecah," imbuhnya.
Ingin Perbaikan Bersama Ganjar
Usai ditunjuk secara resmi menjadi bacapres Ganjar di Pilpres 2024 di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2023). Mahfud menyebut bahwa dirinya berkeyakinan Ganjar bisa jadi figur yang tepat.
Baca Juga:Mahfud MD Ditunjuk Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, PDIP Banten: Sangat Pas!
"Saya berkeyakinan Mas Ganjar adalah figur yang tepat memimpin bangsa Indonesia untuk mewujudkan semua cita-cita yang saya sebutkan tadi, mempercepat dan melanjutkan program pembangunan yang sudah baik," kata Mahfud.
Ia mengatakan, bersama Ganjar dirinya akan memperbaiki hal-hal yang keliru pada pemerintahan sebelumnya.
"Tentu lalu memperbaiki juga yang keliru dan melakukan inovasi-inovasi baru, sesuai dengan perkembangan zaman dengan tetap berpegang pada konstitusi," tuturnya.