BeritaHits.id - Seperti peribahasa air susu dibalas air tuba, seorang anak di Banyuasin malah tega menelantarkan ibu yang sudah mengangkatnya sejak usia dua tahun.
Cerita tersebut mulanya diunggah oleh akun Instagram @banyuasinterkini di mana menampilkan rumah yang tengah dipenuhi oleh warga.
Pada unggahan tersebut, tampak perempuan tua menangis histeris di depan para warga. Dia adalah Siti Marbiah (73) yang harus hidup menumpang kesana kemari setelah diusir anak angkatnya itu.
Menurut Kuasa Hukum Siti Marbiah, Jallas Boang Manalu, kliennya itu mulanya tak punya anak. Ia kemudian mengangkat AY sejak usia dua tahun.
Baca Juga:Profil Nisa Kinderflix: Mengedukasi Balita, Menarik Orang Dewasa
AY sendiri diperlakukan oleh Siti seperti anak sendiri, disekolahkan hingga kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang baik. Kebaikan Siti Marbiah malah dibalas kejahatan oleh AY.
![Kisah Siti Marbiah (Instagram)](https://media.suara.com/pictures/original/2023/11/05/26834-kisah-siti-marbiah-instagram.jpg)
Konflik bermula saat Siti Marbiah memiliki rumah dan warisan bersama keluarga besar. Kemudian AY membujuk agar rumah dan tanah itu dijual tanpa sepengetahuan keluarga besar Siti Marbiah.
Dari penjualan rumah dan tanah itu, uang senilai Rp 200 juta diberikan kepada AY. Sisanya dibelikan rumah lagi, namun rumah tersebut malah mau diambil sendiri ileh AY.
"Saat membeli dan membuat sertifikat, si anak angkat ini membujuk agar klien kami ini membuat sertifikat atas nama si anak angkat ini. Nanti, akan dibuatkan surat hibah untuk klien kami ini agar bisa menempati rumah tersebut," jelas Jallas.
Hingga kemudia terjadi konflik antara Siti Marbiah dan AY. Konflik itu bermula saat AY tidak terima dinasihati ibu angkatnya untuk menikah lagi keempat kalinya.
Baca Juga:3 Film Korea tentang Hubungan Ibu dan Anak yang Bikin Banjir Air Mata!
Usai konflik tersebut, Siti Marbiah diusir dari rumahnya sendiri dan hidup luntang-lantung menumpang selama delapan bulan.
Pada video unggahan akun tersebut, diadakan mediasi anatar dua belah pihak dengan mengundang pihak pemerintah da kepolisian. Sayangnya konflik tak berujung baik, pasalnya AY tetap enggan memberikan sertifikat rumah kepada sang ibu.