BeritaHits.id - Sejumlah tokoh publik mulai dari Raffi Ahmad, Bunga Citra Lestari hingga Najwa Shihab masuk dalam daftar penerima vaksin COvid-19 pertama setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 13 Januari 2021.
Ketiganya masuk dalam kelompok kedua disuntik vaksin bersama pengurus asosiasi profesi dan key opinion leader di bidang kesehatan seperti Ketua IDI Daeng M Faqih hingga Dokter Tirta.
Manajer Raffi Ahmad, Prio membenarkah jika suami Nagita Slavina itu masuk dalam daftar penerima pertama setelah Jokowi. Bahkan, Raffi dihubungi langsung dari Istana terkait vaksinasi Covid-19.
"Sementara iya, gue belum dapat update kayak gimana, cuma sudah terdaftar," kata Prio dikutip dari Hops.id -- jaringan Suara.com, Sabtu (9/1/2021).
Baca Juga:CEK FAKTA: Vaksin yang Akan Disuntikkan ke Jokowi Ternyata Berbeda?
Setali tiga uang, manajer Bunga Citra Lestari juga telah mendapatkan informasi tersebut. Ia mengaku BCL siap menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 demi negara.
"Kalau untuk tujuan negara dan mendampingi bapak Presiden kami siap. Bila ada konfirmasi lanjutan akan saya kabari," ujar manajer BCL, Doddy.
Masuknya tiga publik figur dalam daftar penerima vaksin Covid-19 pertama setelah Jokowi menjadi sorotan publik.
Banyak pihak yang menerka-nerka alasan Jokowi menunjuk para publik figur sebagai penerima vaksin Covid-19 urutan pertama sebelum diberikan kepada masyarakat luas.
Namun, sesungguhnya kebijakan pemerintah melibatkan tokoh publik dalam kampanye tak hanya terjadi di Indonesia.
Baca Juga:MUI: Vaksin Covid-19 Sinovac Halal dan Suci
Dialihbahasakan dari laman History of Vaccines yang ditulis oleh Rene F Najera pada 2019, ia mengungkapkan strategi tersebut telah dilakukan di Amerika Serikat sejak 1777.
Kala itu, George Washington memerintahkan pasukannya menerima vaksin penyakit cacar. Tokoh publik seperti Thomas Dimsdale dan George Rose ikut mempromosikan vaksin ini agar dapat digunakan secara luas di Kerajaan Inggris dan seluruh dunia.
Pada tahun 1900-an, banyak kampanye diluncurkan oleh berbagai organisasi bersama dengan bantuan para artis untuk mendorong masyarakat agar mendapatkan vaksinasi.
Pada tahun 1938, Eddie Cantor menyarankan agar orang mengirimkan uang kepada Presiden Franklin D. Roosevelt untuk membantu memerangi polio dan meluncurkan March of DImes.
Elvis Presley juga menjadi tokoh publik yang mendapatkan vaksin salk untuk melawan polio pada 1956. Vaksinasi tersebut dilakukan di depan publik sebagai bentuk dukungannya terhadap vaksin tersebut.
Aksi yang dilakukan oleh Elvis Presley tersebut menjadi awal dari kampanye sukses membersihkan polio dari Amerika Serikat.
Pda tahun 1988, penulis buku anak-anak, Ronald Dahl menulis surat berisi rekomendasi vaksinasi campak untuk anak-anak.
Dalam suratnya, ia menggambarkan bagaimana penyakit itu merenggut nyawa putrinya pada 1962. Ia mendorong para orang tua untuk melakukan vaksinasi pada anak-anak agar insiden sang putri tak terulang.
Sejumlah tokoh publik memang seringkali didapuk untuk mempromosikan vaksinasi bagi kesehatan.
Produser tv, penulis, sutradara sekaligus aktor Seth McFarlane memanfaatkan Twitter untuk berbicara langsung dengan orang tua yang menolak mengimunisasi anaknya.
Aktivis Amanda Peet juga dikenal sangat vokal dalam mendukung vaksin. Ia seringkali muncul dalam berbagai wawancara membicarakan manfaat vaksin.