BeritaHits.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan sejumlah pihak lainnya baru saja merampungkan program beautifikasi, mempercantik kawasan Jalan Layang Tapal Kuda, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Program tersebut menuai berbagai ragam komentar, salah satunya dari eks Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi alias Dedek Uki yang menanggapi unggahan jejaring Twitter Resmi Pemprov DKI Jakarta.
Dedek Uki menyindir Gubernur Anies Baswedan dengan mengungkit sosok Firaun yang disebutnya pun bisa apabila sekadar hanya membangun kota megah saja.
Sindiran menohok Dedek Uki tersebut ditulisnya lewat akun Twitter @uki23 pada Minggu (17/1/2021).
Baca Juga:Keras! Roy Suryo Ejek Risma, Kocar Kacir saat Gempa Dituding Mau Nampang
"Kalau hanya bangun kota yang megah, Firaun pun bisa, @aniesbaswedan," tulis Dedek Uki seperti dikutip Suara.com.
Meski begitu, Dedek Uki pun tidak menganggap kawasan Jalan Layang Tapal Kuda, Lenteng Agung, Jakarta Selatan mewah.
"Tapi ini juga gak megah kok..." tandasnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta membagikan sejumlah foto yang memperlihatkan potret baru kawasan Jalan Layang Tapal Kuda, Lenteng Agung, Jakarta Selatan yang didokumentasikan dari udara.
Terlihat di sana deretan atap rumah yang sudah diwarna-warni sedemikian rupa, disisipi pula dengan ornamen gambar, salah satunya ondel-ondel yang merupakan kesenian khas Jakarta.
Baca Juga:Hari Ini Sidang Perdana Gugatan Kedua Laskar FPI Ditembak Mati Polisi
Mengutip dari Instagram Pemprov DKI Jakarta, sejak 2 Desember 2020, pemukiman warga di sekitar kawasan tersebut dipercantik dengan pengecetan tematik.
Pengecatan melihatkan 218 rumah warga di wilayah RW 01, 02, 03, dan 05, kawasan Jalan Layang Tapal Kuda, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Program beautifikasi yang telah selesai itu merupakan kolaborasi antara Pemprov DKI Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, PT. Propan Raya, Perusahaan Cat Indonesia, dan warga setempat.
Tidak hanya Dedek Uki saja yang melempar kritikan, Ferdinand Hutahaean juga memberi respons menohok.
Ferdinand Hutahaean menyebut kegiatan tersebut telah menyontek daerah lain dan hanya membuang-buang uang.
Bahkan, Ferdinand Hutahaean menyebut pekerjaan mewarnai adalah kegiatan dan kebiasaan anak PAUD
"Padahal pekerjaan mewarnai itu adalah kegiatan dan kebiasaan anak PAUD. Apalagi cuma yang seperti ini, nyontek aja, daerah lain sudah lebih dulu," tuturnya.
Ferdinand Hutahaean turut menuturkan kegiatan pewarnaan atap rumah di kawasan flyover Tapal Kuda, Jakarta Selatan begitu banyak menghabiskan anggaran dan tak bermanfaat bagi Jakarta.
"Nyontek doang bangganya pendukung @aniesbaswedan luar biasa besar melihat pewarnaan atap rumah sekitar Flyover tapal kuda Jaksel. Karya tak original, menghabiskan anggaran banyak, tapi tak bermanfaat untuk Jakarta. Tak mampu selesaikan masalah Jakarta, dia alihkan mata rakyat," ujarnya.
Terealisasinya proyek pengecatan tersebut, lantas membuat Ferdinand Hutahaean menjadi skeptis dan mempertanyakan perihal siapa yang mengerjakan proyek tersebut dan berapa jumlah dana yang telah keluar.
"Nies, nanya dong, boleh ya? Kan dapat penghargaan keterbukaan informasi dari KIP. Nies, yang ngerjain proyek pengecatan atap rumah sekitar Flyover Tapal Kuda itu siapa? Perusahaan apa? Itu Penunjukan Langsung atau Tender? Berapa Nilai Proyeknya? Terimakasih @aniesbaswedan," tulisnya.