Daftar Kebijakan Kontroversial Anies Baswedan, Terbaru Atap Warna-Warni

Selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kerap menelurkan kebijakan yang cukup kontroversial.

Reza Gunadha | Aprilo Ade Wismoyo
Senin, 18 Januari 2021 | 16:14 WIB
Daftar Kebijakan Kontroversial Anies Baswedan, Terbaru Atap Warna-Warni
Atap rumah warna-warni di Flyover Tapal Kuda Lenteng Agung Jakarta Selatan (twitter)

BeritaHits.id - Sosok Anies Baswedan sebagai gubernur DKI Jakarta kerap menjadi sorotan publik. Beberapa kebijakan dan pernyataannya dinilai kontroversial dan menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat.

Pemprov Jakarta yang dipimpinnya pun juga tak lepas dari sorotan publik ketika menerapkan sebuah kebijakan. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan Anies Baswedan atau Pemprov DKI Jakarta bahkan mendapat kritik dan cibiran dari berbagai pihak karena dinilai kurang tepat dan tidak ada nilai urgensinya.

Berikut ini adalah lima kebijakan Anies Baswedan yang menuai kontriversi dan mendapat sambutan kurang baik dari publik.

1. Atap warna warni

Baca Juga:Efikasi Vaksin Sinovac Hanya 60 Persen, Anies: Tetap Jalankan Prokes

Baru-baru ini Anies Baswedan disorot karena sebuah proyek pengecatan atap pemukiman warga. Diketahui Pemprov DKI Jakarta telah selesai mengecat atap warna-warni di kawasan flyover Tapal Kuda, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Proyek ini dikritik oleh Ferdinand Hutahaean dan disebut sebagai aksi ikut-ikutan karena pernah dilakukan di beberapa daerah lain di Indonesia. Ferdinand juga menyebut proyek ini mengahbiskan banyak dana namun kurang bermanfaat untuk DKI Jakarta.

2. Instalasi Gaion

Pada 2019 lalu, Pemprov DKI Jakarta sempat memasang Gabion di bundaran HI. Pemasangan Gabion tersebut juga tak luput dari perhatian beberapa pihak yang menyoroti bahan-bahan yang diguankan dalam instalasi tersebut. 

Sebuah kejanggalan dalam instalasi Gabion ditemukan dan disampaikan oleh mantan presenter dan juga pecinta alam Riyani Djangkaru di akun Instagramnya. Ia menyebut dalam instalasi Gabion digunakan beberapa bagian dari jenis karang yang dilindungi secara penuh. Meskipun yang digunakan adalah karang yang telah mati, hal itu dinilai sedikit menyepelekan konservasi yang sedang dilakukan.

Baca Juga:Distribusi Vaksin Sinovac, Anies: Masih Ada Potensi Terpapar 35 Persen

3. Instalasi Bambu Getah Getih

Sebelum Instalasi Gabion, bundaran HI juga sempat dihiasi dengan instalasi Bambu Getah Getih. Instalasi tersebut juga sempat menuai kontroversi terkait biaya yang dihabiskan untuk proses pembuatannya. 

Instalasi Getah Getih yang mencapai Rp 550 juta itu pun menuai kontroversi. Beberapa pihak menilai angka tersebut terlalu besar untuk instalasi tersebut. Meskipun begitu, Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta menilai harga tersebut adalah jumlah yang wajar. Menurutnya ornamen dari karya Joko Avianto itu memiliki nilai tersendiri apalagi dipasang saat Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games 2018 lalu.

4. Tugu Peti Mati Covid-19

Kebijakan lain yang tak kalah kontroversial adalah pembuatan Tugu Peti Mati Covid-19. Anies Baswedan yang meresmikan tugu tersebut pun tak luput dari komentar miring dari publik. 

Salah satu tokoh yang menentang kebijakan ini adalah Ferdianand Hutahaean. Ia mengaku geram dengan seremonial peresmian tugu yang dilakukan oleh Anies Baswedan. Hal tersebut dinilai tidak sejalan dengan upaya nyata pemprov DKI Jakarta mengurangi penyebaran virus Corona.

5. Pohon Plastik di kawasan Sudirman-Thamrin

Pada tahun 2018 lalu, Pemprov Jakarta memasang sejumlah pohon plastik di salah satu ruas jalan protokol. Pohon-pohon yang memiliki beragam warna, mulai hijau hingga merah, tersebut terlihat menancap di trotoar sepanjang Jalan MH Thamrin. 

Sayangnya, keberadaan pohon-pohon tersebut justru menuai protes dari para warganet yang mengaku terganggu. Mereka menilai trotoar di sepanjang jalan itu menjadi semakin sempit karena pemasangan pohon-pohon. Anies Baswedan pun menjadi sasaran protes warganet karena kebijakannya tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak