Heboh Vaksin Jokowi Gagal Harus Diulang, Begini Penjelasan Satgas PB IDI

Benarkah penyuntikan vaksin Covid-19 yang dilakukan Jokowi gagal sehingga harus diulang kembali?

Reza Gunadha | Chyntia Sami Bhayangkara
Selasa, 19 Januari 2021 | 10:59 WIB
Heboh Vaksin Jokowi Gagal Harus Diulang, Begini Penjelasan Satgas PB IDI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan vaksinasi Covid-19 perdana di Istana Negara, Rabu 13 Januari 2021 / [Foto Istimewa]

BeritaHits.id - Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Zubairi Djoerban membantah pesan berantai yang beredar luas di masyarakat menyebutkan vaksin Covid-19 Presiden Joko Widodo dianggap gagal dan harus diulang.

Melalui akun Twitter miliknya @profesorzubairi, Zubairi menjelaskan pesan berantai tersebut beredar luas berawal dari pernyartaan seorang dokter di Cirebon yang menyatakan injeksi vaksin Sinovac seharusnya menembus otot (intramuskular).

Sehingga, proses penyuntikan harus dilakukan dengan tegak lurus 90 derajat.

"Menurut dokter itu, vaksin yang diterima @jokowi tidak menembus otot, karena tidak 90 derajat. Sehingga dianggapnya vaksin tersebut tidak masuk ke dalam darag hanya sampai di kulit atau di bawah kulit," kata Zubairi seperti dikutip Suara.com, Selasa (19/1/2021).

Baca Juga:Relawan Vaksin Sinovac yang Positif Covid-19 hanya Alami Gejala Ringan

Pernyataan dokter tersebut langsung beredar luas di kalangan masyarakat dan menimbulkan keresahan.

Zubairi menegaskan, pendapat dokter tersebut sepenuhnya salah. Ia menjelaskan, menyuntik tidak harus selalu dilakukan secara tegak lurus agar menembus otot.

"Jawabannya tidak benar. Itu pemahaman lama alias usang dan jelas sekali kepustakaannya," ungkap Zubairi.

Penjelasan Zubairi Djoerban soal viral vaksin Jokowi gagal dan harus diulang (Twitter/profesorzubair
Penjelasan Zubairi Djoerban soal viral vaksin Jokowi gagal dan harus diulang (Twitter/profesorzubair

Dalam penelitian berjudul 'Mitos Injeksi Intramuskular Sudut 90 Derajat' yang ditulis oleh DL Katsma dan R Katsma menyebutkan, persyaratan menyuntik dengan sudut 90 derajat untuk injeksi intramuskular itu tidak realistis.

Penelitian yang diterbitkan di National Library of Medicine pada edisi Januari-Februari 2000 menjelaskan, trigonometri menunjukkan suntikan yang diberikan pada 72 derajat hasilnya mencapai 95 persen dari kedalaman suntikan yang diberikan pada derajat 90.

Baca Juga:Sebut SBY Kekanak-kanakan, Prof Yusuf: Rachland Nashidik Jangan Bodoh

"Artinya, apa yang dilakukan Profesor Abdul Muthalib (dokter yang menyuntik vaksin Jokowi) sudah benar. Tidak diragukan," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak