BeritaHits.id - Politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko memberikan pernyataan tentang prioritas suplai vaksin Sinovac dari RRC (Republik Rakyat Cina) untuk Indonesia masih bisa membantu Palestina. Ucapannya itu lantas ditanggapi dengan kritis oleh sejumlah masyarakat.
Hal itu dia sampaikan melalui utasan di akun Twitter miliknya @budimandjatmiko pada Selasa malam.
Kicauan Budiman Sudjatmiko bukan tanpa sebab. Ia menanggapi sebuah artikel yang membahas tentang pernyataan Ketua DPR RI, Puan Maharani yang mendukung dan siap membantu Palestina tangani Covid-19.
Dia melihat bahwa watak asli Indonesia memang sudah seperti itu sejak dulu, bagaimana saat presiden pertama Indonesia Soekarno di masa nekolim masih sempat menyelundupkan senjata untuk revolusi kemerdekaan Aljazair.
Baca Juga:Ruang Isolasi COVID-19 RSUD Berkah Pandeglang Penuh, Jumlah Pasien Melonjak
"Indonesia dapat prioritas supply Sinovac dari RRC. Jadi masih bisa membantu Palestina. Seperti saat Indonesa era Bung Karno masih dikepung Nekolim tapi sempat menyelundupkan senjata untuk revolusi kemerdekaan Aljazair. Ini watak asli Indonesia. Bung Karno mewariskan ini," tulisnya.
Budiman Sudjatmiko menuturkan alasan mengapa Indonesia bisa mendapat prioritas suplai Sinovac dari RRC, itu karena RRC berhutang budi diundang ke Konferensi Asia Afrika di Bandung.
"Kenapa RRC memanjakan Indonesia? Karena RRC berhutang budi diundang ke Konferensi Asia Afrika di Bandung. Saat China waktu itu secara resmi masih diwakili Taiwan di PBB, Bung Karno bikin Konferensi AA dan mengundang RRC, bukan Taiwan. RRC enggak lupakan ini," tuturnya.
Budiman Sudjatmiko mengatakan Indonesia memang sudah sejak dulu membantu Palestina, apalagi sejak Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games.
"Dan tentang Palestina, saat Indonesia jadi tuan rumah Asian Games, Bung Karno tak mengundang Israel. Karena itu Indonesia dimusuhi Barat. Jadi soal membantu Palestina, kaum Nasionalis Progresif Indonesia itu militan dari dulu," terangnya.
Baca Juga:Tren Kasus COVID-19 di Banten Belum Turun, PSBB Diperpanjang Lagi
Menurut Budiman Sudjatmiko, RRC sudah menjamin pasokan vaksin Sinovac untuk Indonesia dan itu hal wajar apabila Indonesia membantu Palestina.
Ia menambahkan bahwa di negara Malaysia bahkan ada kegaduhan karena negara mereka belum siap vaksinasi, sedangkan Indonesia sudah.
"Kembali ke soal vaksin Sinovac, RRC sudah menjamin pasokan aman untuk Indonesia (di Malaysia ada kegaduhan kok Indonesia sudah siap vaksinasi dan mereka belum). Jadi karena ada jaminan RRC ini, wajar lah Indonesia membantu Palestina yang masih belum jelas program vaksinasinya," imbuhnya.
Budiman Sudjatmiko menjelaskan di masa pandemi negara-negara cenderung menjadi egois. Padahal menurut dia, seharusnya saling gotong royong.
"Di saat pandemi, negara-negara cenderung egois mengurus urusannya sendiri-sendiri. Padahal dunia butuh kolaborasi (gotong royong). Sinyal kolaborasi Indonesia ini (walau skala kecil) adalah isyarat good will," jelasnya.
"Rebutan vaksin bakal jadi krisis moral global kalau enggak dicegah," lanjutnya.
Bagi Budiman Sudjatmiko, Indonesia memang belum mampu membantu dunia, namun langkah yang pasti bisa Indonesia berikan adalah membantu negara Palestina yang masih susah menghadapi pandemi corona.
"Daya Indonesia belum bisa membantu dunia, tapi kalau membantu Palestina masih bisa dalam menghadapi pandemi Corona. Ada jejak sejarahnya. Jangan hapus jejak itu supaya ada warisan nilai-nilai sejarah untuk anak cucu," ucapnya.
Di akhir utasannya itu, Budiman Sudjatmiko menuliskan sepotong kalimat dari isi Pembukaan UUD 1945. Ia bahkan menyuruh masyarakat untuk memegang prinsip tersebut.
"'..ikut menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.' Peganglah prinsip ini sekuat-kuatnya...," tuturnya.
Namun, pernyataan yang dibuat Budiman Sudjatmiko ini malah menuai kontroversi. Sejumlah warganet tampak menyerbu utasannya itu dan memberikan pendapatnya.
"Diprioritaskan karena dianggap Indonesia ini butuh banget, jangan malah sok pahlawan malah bantuan itu buat batu yang lain. Enggak usahlah sok hebat kalau negeri kita sendiri masih kekurangan," ujar akun @autob***.
"Namanya juga politik, biar terlihat keren ingin jadi pahlawan kesiangan. Ngurus negara sendiri enggak becus, eh mau ngurus negara Palestina. Enggak ada gunanya dukung Palestina jadi negara berdaulat. Karena mereka emang enggak pantas jadi itu. Masa seluruh urusan dalam negerinya minta tolong dengan negara lain," tulis akun @Si***.
"Tapi semua perlu keimbangan antara kebutuhan dasar negeri dengan keaktifan Indonesia atas Palestina," imbuh akun @MasKiss2.
"Aku enggak yakin kita punya kapasitas lebih untuk membantu. Bahkan jangan-jangan justru perlu dibantu," komentar akun @agussari.
"Hehehe itu prinsip orang lapar, kalau dikasih makanan pasti tidak dibagikan ke orang lain. Benarkan om @agussari. Takut besoknya lapar lagi. Mungkin pandangan seperti itu om @budimandjatmiko jadi jangan disalahkan. Saatnya peneliti kita juga riset vaksin," timpal akun @omahyohurt.