Isu Taliban KPK Menyeruak Lagi, Novel Baswedan dan Febri Bilang Begini

"Kayanya isu Taliban dimunculin lagi. Berbarengan dengan mulai menghangatnya penanganan kasus korupsi dana Bansos Covid-19," kata Febri Diansyah.

Reza Gunadha | Hernawan
Senin, 25 Januari 2021 | 21:07 WIB
Isu Taliban KPK Menyeruak Lagi, Novel Baswedan dan Febri Bilang Begini
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan tiba di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (22/2).

BeritaHits.id - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, dan eks juru bicara KPK, Febri Diansyah baru-baru ini mengomentari soal isu 'Taliban' yang diduga akan kembali dilempar guna melemahkan kinerja KPK.

Febri Diansyah dan Novel Baswedan menanggapi isu Taliban KPK tersebut lewat jejaring Twitter mereka masing-masing.

Novel Baswedan menanggapi cuitan @paikodirajo pada Minggu (24/1/2021 yang menduga ada misi yang tengah dijalankan untuk melemahkan KPK dengan isu taliban.

Menanggapi hal itu, Novel Baswedan menegaskan bahwa isu radikal-taliban sejatinya merupakan lagu lama. Isu tersebut bisa dilempar kembali ke untuk melemahkan KPK.

Baca Juga:KPK: Dampak Korupsi Proyek CSRT Bisa Berakibat Bencana Alam

"Isu radikal-taliban, lagu lama," tulis Novel Baswedan lewat akun @nazaqitsha seperti dikutip Suara.com.

Novel Baswedan soal isu Taliban di KPK (Twitter/nazaqitsha).
Novel Baswedan soal isu Taliban di KPK (Twitter/nazaqitsha).

Sementara itu, Febri Diansyah menduga, serangan isu Taliban ramai digencarkan saat KPK sedang mengusut kasus korupsi besar.

Adapun kasus korupsi besar sebagaimana dimaksud melibatkan sejumlah eks menteri yang duduk dalam kabinet Presiden Jokowi yakni Eks Mensos Juliari P Batubara yang tersandung kasus korupsi dana Bansos dan Eks Menteri KKP Edhy Prabowo dengan kasus korupsi benur.

Febri Diansyah tampak bertanya-tanya, apakah kini isu Taliban masih laku dan akan digaungkan kembali di KPK.

"Kayanya isu Taliban dengan video tahun 2019 sebelum demo mahasiswa dimunculin lagi. Berbarengan dengan mulai menghangatnya penanganan kasus korupsi dana Bansos Covid-19," ujar Febri Diansyah pada Sabtu (23/1/2021).

Baca Juga:Suap Proyek CSRT, Bos Ametis Indegeo Lissa Rukmi Utari Ditahan KPK

"Ada apa ya? Hmmm... Masih laku 'jualan' isu Taliban di KPK?" sindirnya.

Febri Diansyah soal isu Taliban KPK (twitter/febridiansyah).
Febri Diansyah soal isu Taliban KPK (twitter/febridiansyah).

Selain itu, Febri Diansyah juga menyinggung sosok Novel Baswedan. Dia merasa, Novel Baswedan sebentar lagi akan diserang menggunakan isu 'Taliban' di KPK lagi.

Tidak hanya itu, kata Febri Diansyah, penyidik yang menangani kasus korupsi besar  tersebut barangkali tidak luput dikaitkan.

"Dugaan saya, setelah ini Novel Baswedan DKK akan diserang. Ya, menggunakan isu 'Taliban' di KPK itu. Dan mungkin dikaitkan dengan penyidik yang sedang menangani kasus korupsi besar. Misal kasus korupsi benur ataupun korupsi Bansos Covid-19 yang sedang ditangani KPK," tegas Febri Diansyah.

Menyoal isu Taliban yang disebut-sebut akan kembali menyudutkan KPK, Febri Diansyah mengajak semua pihak berdoa agar lembaga antirasuah itu lolos menangani kasus-kasus besar.

"Kita doakan dan jaga bersama teman pegawai KPK yang sedang bersungguh berjuang menangani kasus besar saat ini. Semoga kasus korupsi benur dan suap Bansos COvid-19 bisa diungkap seterang-terangnya. Tantangan mereka pasti tidak mudah," tukas Febri Diansyah.

Selain itu, Febri Diansyah juga mendesak agar pimpinan KPK membuktikan keseriusan mereka. Terlebih lagi dalam kasus korupsi benur yang melibatkan Eks Menteri KKP dan suap Bansos Covid-19 dengan tersangka Eks Mensos Juliari Batubara.

"Pimpinan KPK mestinya juga bisa buktikan keseriusan mereka," lanjut dia.

Perlu diketahui, isu 'Taliban' di tubuh KPK sempat menyeruak dua tahun lalu. Isu itu dihembuskan di tengah demonstrasi para mahsiswa yang menolak keras revisi UU KPK.

Kekinian, muncul sebuah video terkait demonstrasi mahasiswa menolak revisi UU KPK yang dibagikan ulang. Hal itu diduga akan memanaskan isu 'Taliban' kembali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak