Tampak pula video yang menunjukkan kaca jendela yang pecah dan bercak darah di lantai.

Dicuitan lainnya tampak tangkapan layar percakapan WhatsApp antara Affi dan kakak ipar pelaku yang mengatakan bahwa korban hanya terkena pecahan kaca bukan dipukuli.
"Keterangan dari kakak iparnya pelaku (ya Allah ini sepupu aku sendiri). Katanya hanya kena kaca, enggak dipukul," jelas Affi.
Selain meminta keterangan dari pihak keluarga pelaku, Affi juga menanyakan hal tersebut kepada teman korban. Namun santri yang ia tanyai tak bisa diajak kerjasama, lantaran takut menjadi sasaran.
Baca Juga:Antimainstream! Kotak Amal Berbentuk Keranda, Warganet: Auto Ingat Sedekah
"Teman-temannya juga enggak kooperatif memberikan saksi ya KARENA TAKUT. Nanti mereka lagi yang kena sasaran," imbuhnya.
Affi menjelaskan bahwa dirinya sudah melaporkan kasus tersebut ke pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Walau begitu, saudara korban yang juga santri di pesantren tersebut malah menutupi kasus itu dari kedua orang tuanya dan menolak kasus ini ditindaklanjuti.
"Sejauh ini sudah saya dilaporkan ke KPAI melalui salah satu keluarga saya juga. Kakak korban yang seorang santri menutupi dari orang tuanya. Menolak kasusnya ditindaklanjuti, alias disudahi saja," tandas Affi.
Melihat tak ada pihak yang dapat diajak kerja sama termasuk kakak korban, Affi lantas memberitahu pihak orang tua korban yang pernah menjadi santri di tempat itu.
Baca Juga:Viral Pilot Pamit Kerja, Istri yang Hamil Besar: Hati Ketar-ketir
Dari penuturannya kedua orang tua korban, Affi menemukan bahwa pernyataan kakak korban yang sudah memberitahu kepada kedua orang tuanya tentang kejadian itu adalah bohong.