Panas! SBY Singgung Penguasa Politik, Dibalas Sindiran Telak Guru Besar USU

"Sudah SBY, rupanya belum sadar juga telah diingatkan jangan ajari ikan-ikan berenang ke pemegang kekuasaan saat ini," tukas Prof Yusuf Leonard Henuk.

Reza Gunadha | Hernawan
Senin, 01 Februari 2021 | 09:27 WIB
Panas! SBY Singgung Penguasa Politik, Dibalas Sindiran Telak Guru Besar USU
Mantan Presiden ke enam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Sekretariat Presiden)

BeritaHits.id - Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru saja mencuit soal adanya cara berpolitik yang lebih bermoral dan beradab.

SBY menyinggung pemegang kekuasaan politik dan 3 golongan manusia yang dilihat dari kacamata atau perspektifnya.

Hal itu diutarakan SBY lewat jejaring Twitter resmi @SBYudhoyono pada Minggu (31/1/2021) dan sontak ditimpali berbagai respons publik.

"Bagi siapapun yang memegang kekuasaan politik, pada tingkat apapun, banyak cara berpolitik yang lebih bermoral dan beradab," tulis SBY seperti dikutip Suara.com.

Baca Juga:Curhat Viral Cowok Dituding Hamili Anak Orang: Saya Gak Pernah Paksa Dia

SBY menyebutkan, ada 3 golongan manusia di dunia yakni 'the good', 'the bad', dan 'the ugly'.

"Kalau tidak bisa menjadi 'the good', janganlah menjadi 'the ugly'," tandas SBY.

Cuitan SBY menyinggung pemegang kekuasaan politik (Twitter/SBYudhoyono).
Cuitan SBY menyinggung pemegang kekuasaan politik (Twitter/SBYudhoyono).

Cuitan SBY ditimpali oleh Guru Besar USU, Prof Yusuf Leonard Henuk yang belum lama ini pun terpantau bersinggungan dengan Partai Demokrat.

Prof Yusuf mengatakan, SBY belum sadar meski sudah diingatkan olehnya soal mengajarkan 'ikan berenang' ke pemegang kekuasaan sekarang.

"Sudah @SBYudhoyono, rupanya belum sadar juga telah diingatkan @profYLH jangan ajari ikan-ikan berenang ke pemegang kekuasaan saat ini," tukas Prof Yusuf Leonard Henuk.

Baca Juga:Kejam! Geger Kucing Terkapar Lemas, Diduga Dipukuli dan Akan Dimasak

Tidak berhenti sampai di situ, Guru Besar USU itu pun juga menyebut adanya 3 golongan manusia yang dibedakan menurut sifatnya yakni bertakwa, kafir, dan munafik.

"Ada 3 golongan manusia, 'bertakwa', 'kafir', dan 'munafik'. Janganlah menjadi 'munafik' terus, karena 'Tuhan tidak suka'," sambung Prof Yusuf.

Cuitan Yusuf Leonard Henuk membalas SBY (Twitter/ProfYLH).
Cuitan Yusuf Leonard Henuk membalas SBY (Twitter/ProfYLH).

Polemik Yusuf Leonard Henuk dan Partai Demokrat

Profesor Yusuf L Henuk belum lama ini dilaporkan ke Polda Sumut terkait cuitan yang diduga menghina Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan anaknya yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Hal itu dibenarkan oleh Ketua Bakomstra DPP Demokrat, Ossy Dermawan yang menyebut laporan dilayangkan karena narasi Prof Yusuf tidak mendidik dan tidak pantas keluar dari seorang akademisi.

Prof Yusuf diduga melanggar Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik pasal 27 ayat 3.

Laporan itu tertuang dalam STTPL/75/I/2021/SUMUT/SPKT "I". Pelapor adalah kader Partai Demokrat Kota Medan bernama Subanto, warga Jalan Bilal Ujung, Medan Timur.

Sementara itu, hal ini buntut dari laporan atas cuitannya kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Prof Yusuf sempat mengaku akan melaporkan sejumlah politisi PD.

"Mereka akan saya laporkan atas pernyataan yang menghina pribadi saya di Medsos. Saya dikatakan sakit jiwa, kurang waras dan binatang," kata Prof Yusuf L Henuk, Kamis (14/1/2021).

Ia mengatakan, akan melaporkan tiga nama yang merupakan kader Partai Demokrat. Mereka adalah Kepala Biro Perhubungan DPP Partai Demokrat, Abdullah Rasyid, Ketua DPC Demokrat Kota Medan, Burhanuddin Sitepu. Dan Kepala Badan Hukum dan Pengamanan Partai Demokrat, Ardy Mbalembout.

"Semula saya mau buat laporan ke Polda Sumut, tetapi hasil diskusi dengan kawan-kawan saya buat laporan ke Polda Metro Jaya saja," ujarnya.

Alasan Prof Yusuf membuat laporan ke Polda Metro lantaran lebih dekat dengan kediaman pihak yang akan dilaporkan.

Ia berencana akan berangkat ke Jakarta untuk melaporkan ketiga nama itu pada pekan depan.

"Jadi saya rencana mau ke Jakarta minggu depan. Karena kalau di Medan prosesnya panjang," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak