China Pakai Roket dan Meriam untuk Manipulasi Cuaca, Negara Tetangga Resah

Manipulasi cuaca dikhawatirkan akan berdampak pada perubahan musim panas di India.

Reza Gunadha | Aprilo Ade Wismoyo
Kamis, 18 Februari 2021 | 20:38 WIB
China Pakai Roket dan Meriam untuk Manipulasi Cuaca, Negara Tetangga Resah
China gunakan roket untuk manipulasi cuaca (BBCNewsIndonesia)

BeritaHits.id - Pihak berwenang China telah melakukan manipulasi cuaca selama bertahun-tahun. Mereka menggunakan metode yang disebut penyemaian awan atau cloud seeding yang sudah dikenal di seluruh dunia.

Melansir dari bbc.com -- jaringan suara.com Kamis, (18/2/2021), roket dan meriam merupakan alat-alat yang digunakan dalam menjalankan program tersebut.

Dengan bantuan manipulasi cuaca, Beijing yang merupakan salah satu kota dengan polusi terparah di dunia, langitnya bisa tiba-tiba cerah ketika ada acara kenegaraan penting.

China gunakan roket untuk manipulasi cuaca (Facebook/BBCNewsIndonesia)
China gunakan roket untuk manipulasi cuaca (Facebook/BBCNewsIndonesia)

China juga merencanakan perluasan wilayah manipulasi cuaca. Hal itu disampaikan pada 2 Desember 2020 melalu pernyataan dari Dewan Negara. 

Baca Juga:Tak Minat Bikin Pabrik di China, Porsche Ingin Nuansa Jerman Tetap Kental

Program tersebut, dalam pernyataan itu, disebutkan akan bermanfaat untuk penanganan bencana, mendukung sektor pertanian,  membantu penanganan kebakaran hutan atau padang rumput, serta saat kekeringan, meskipun pihak berwenang tidak memberikan banyak rincian.

Program manipulasi cuaca yang diterapkan oleh China ini juga menimbulkan kekhawatiran bagi negara tetangga. Salah satunya iaalah India.

Manipulasi cuaca tersebut dikhawatirkan memberi dampak pada perubahan musim panas di negara yang berbatasan langsung dengan China tersebut.

"Salah satu kekhawatirannya adalah apakah teknologi ini akan berdampak pada perubahan musim panas di India, yang juga merupakan kunci bagi seluruh wilayah. Namun tidak banyak penelitian terkait hal ini," kata Dhanasree Jayaram, pakar iklim dari Manipal Academy of Higher Education di Karnataka, India, kepada BBC.

"(Metode ini juga digunakan) Di sub-Sahara Afrika dan timur laut benua, di mana terjadi kekeringan yang sangat bermasalah, atau juga Australia, misalnya." lanjutnya.

Baca Juga:Tega! Sambil Disoraki Warga, Wanita Ini Dipaksa Gendong Ipar Sejauh 3 KM

Bukan hanya itu, kurangnya koordinasi kegiatan manipulasi cuaca dapat menyebabkan tuduhan 'pencurian hujan' antar negara tetangga. Hal itu disampaikan oleh Peneliti dari National Taiwan University dalam laporan yang diterbitkan pada 2017 lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak