Eks JAD Bongkar Sesama Anggota Saling Mengkafirkan, Polisi Dianggap Musuh

"Kalau di jaringan teroris itu, disampaikan bahwa polisi itu Anshor Tagut. Jadi musuh kita juga," kata Gilang Nabaris.

Dany Garjito | Hernawan
Kamis, 01 April 2021 | 12:42 WIB
Eks JAD Bongkar Sesama Anggota Saling Mengkafirkan, Polisi Dianggap Musuh
Pengakuan eks anggota JAD soal teroris (YouTube/MataNajwa).

BeritaHits.id - Mantan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang sempat mendekam di penjara, Gilang Nabaris mengungkap kisahnya ketika masih bergabung dalam kelompok teroris.

Gilang Nabaris mengatakan, aparat penegak hukum khususnya polisi dijadikan oleh kelompok teroris sebagai Anshor Tagut atau barisan musuh.

Hal itu diungkapkan oleh Gilang Nabaris saat menjadi narasumber dalam program Mata Najwa, Rabu (31/3/2021) malam.

Pria yang telah bertahun-tahun tergabung dalam jaringan teroris tersebut mengungkapkan bahwa polisi bisa menjadi salah satu sasaran aksi teror JAD.

Baca Juga:Soroti Wasiat Zakiah Aini, Budiman Sudjatmiko Beri Komentar Menohok

"Kalau di jaringan itu, disampaikan bahwa polisi itu Anshor Tagut. Jadi musuh kita juga," terangnya seperti dikutip beritahits.id.

Tidak hanya itu, Gilang yang sekarang mengaku tidak lagi tergabung di jaringan teroris membongkar alasannya kenapa dahulu sempat tertarik.

Pengakuan eks anggota JAD soal teroris (YouTube/MataNajwa).
Pengakuan eks anggota JAD soal teroris (YouTube/MataNajwa).

Ternyata Gilang menaruh minat karena merasa empati terhadap korban di kawasan Timur Tengah. Dia berkeinginan berangkat untuk membantu mereka.

"Saya mencari-cari apa sih yang bisa saya sumbangsihkan. Akhirnya saya pindah-pindah pengajian cari jalur," tukasnya.

Ketika tergabung sebagai jaringan teroris, Gilang mengaku diberi pembekalan fisik agar kuat ketika turun langsung di medan perang.

Baca Juga:Gadis Jepang Terkesima Lihat Orang Salat Jemaah, Pengin Banget Ikutan

Meski begitu, Gilang menegaskan bahwa selama di sini dia tidak pernah dibekali cara untuk merakit bom.

Lebih lanjut, Gilang menuturkan alasannya berhenti sebagai anggota jaringan teroris JAD yang tak lain ialah terputusnya komunikasi.

Tidak lagi akrabnya komunikasi kata Gilang dimulai ketika dia mulai mendekam di penjara dan dan menyatakan sikap untuk setia kepada NKRI sampai dianggap dimusuhi anggota JAD.

Gilang yang ditangkap usai melakukan transaksi untuk JAD berkisah tentang pengalamannya selama di penjara dan mulai menemukan kejanggalan.

Pasalnya, sesama anggota JAD saja menurutnya kerap saling mengkafirkan satu sama lain.

Dari situlah Gilang mempertanyakan dari mana bisa tercetus sebuah persatuan apabila sesama anggota JAD saja saling menghakimi.

"Ketika saya masuk ketemu di rutan, mereka saling mengkafirkan satu sama lain. Padahal kita satu organisasi, senasib, tapi di rutan saling mengkafirkan," kata Gilang.

"Dari situ saya mikir, kalau seperti ini di mana kemudian persatuannya," tandas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak