"Ideologi tertutup tersebut hanya muncul dari suatu kelompok tertentu yang dipaksakan diterima oleh seluruh masyarakat. Mereka memaksakan kehendaknya sendiri, tidak ada dialog, apalagi demokrasi. Apa yang mereka lakukan hanyalah kepatuhan yang lahir dari watak kekuasaan totaliter, dan dijalankan dengan cara-cara totaliter pula. Bagi mereka, teror dan propaganda adalah jalan kunci tercapainya kekuasaan," terang Megawati.
Megawati melanjutkan, syarat mutlak hidupnya ideologi tertutup merupakan lahirnya aturan hingga dilarangnya pemikiran kritis. Mereka menghendaki keseragaman dalam berpikir dan bertindak, dengan memaksakan kehendak.
Petinggi PDIP tersebut menambahkan, demokrasi dan keberagaman dalam ideologi tertutup tidak ditolerir lantaran kepatuhan total masyarakat menjadi tujuan.
Megawati juga menyertakan kata 'peramal masa depan' yang diperkarakan oleh Habib Rizieq.
Baca Juga:Cecar Bima Arya dalam Sidang, Rizieq: Apa Motivasinya Kok Saya Dipidanakan?
"Tidak hanya itu, mereka benar-benar anti-kebhinekaan. Itu yang muncul dengan berbagai persoalan SARA akhir tahun ini (2017). Di sisi lain, para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan dirinya sebagai pembawa 'self fulfilling prophecy', para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, yang notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya," tutur Mega.