BeritaHits.id - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon kembali menyoroti utang Indonesia yang semakin membengkak. Ia turut memberikan sindiran menohok terkait presiden dengan utang terbanyak.
Sorotan tersebut dituliskannya di akun Twitter @fadlizon miliknya. Ia membagikan daftar Presiden RI dari masa ke masa dengan jumlah utang saat menjabat.
"Jadi siapa Presiden RI juara utang?" cuit Fadli Zon di Twitter seperti dikutip oleh BeritaHits.Id, Jumat (7/5/2021).
Politikus Partai Gelora ini me-retweet sebuah akun informasi bernama @BERKARYA_NET. Akun tersebut membagikan list data utang Indonesia yang bersumber dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Baca Juga:Komisi VII Minta Tambah Mitra, Begini Kata Pimpinan DPR RI
Daftar itu mengungkap utang Presiden RI dari zaman Presiden Soeharto sampai Presiden Joko Widodo (Jokowi). Berikut data utang Indonesia yang tertulis di akun tersebut:
1. HM.SUHARTO 551,4 triliun selama 32 tahun.
2. BJ HABIBIE 938,8 triliun dan bertambah 387.4 triliun selama 1 tahun.
3. GUSDUR 1271,4 triliun dan bertambah 332,6 triliun selama 2,5 tahun.
4. MEGAWATI 1298 triliun dan bertambah 26,6 triliun selama 2,5 tahun.
5. SBY 2608,8 triliun dan bertambah 1310.8 triliun selama 10 tahun.
6. JOKOWI 7.252 triliun dan bertambah 4.643,2 triliun selama 6 tahun.
Dari data di atas, terungkap utang Indonesia tertinggi memang terjadi selama pemerintahan Presiden Jokowi. Tentunya, pertanyaan Fadli Zon itu menyentil Presiden Jokowi.
Ia seolah mengkritik utang Indonesia sekarang yang sudah tak terbendung lagi di bawah pemerintahan Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Sindiran Fadli Zon itu langsung menuai beragam komentar dari warganet. Sebagian memberikan respons positif sebagai bentuk dukungan dan sebagian lainnya memberikan respons negatif atas pertanyaan Fadli Zon.
Baca Juga:Jawab Keluhan Nelayan Lamongan, Jokowi: Sabar, Habis Lebaran Digarap Semua
"Ibarat tubuh, DPR adalah satu bagian dalam tubuh tersebut. Harusnya Anda malu posting demikian. Narasi yang dibangun seakan menyudutkan pemerintahan sekarang," sindir warganet.
"5 presiden jika dijumlah hutangnya 6596 triliun. 1 Presiden Jokowi hutangnya 7252 triliun. Single fighter yang hebat. Kerja kerja nggak pakai mikir," celutuk warganet.
"Soekarno kenapa gak ada? Dia juga berhutang ke blok timur. Untuk proyek mercusuarnya. Hutang alat perang untuk armada tempurnya. Menyebabkan krisis ekonomi di era 64-70 an. Mewariskan hutang ke pemerintahan berikutnya. Kalau ada datanya, lampirkan juga. Biar emak tahu," pesan warganet.
"Hadeh, Jokowi sebenarnya baik. Baiknya mundur maksudnya. Daripada utang makin numpuk melewati ketinggian Gunung Salak," komen yang lainnya.
"Harusnya datanya ditambah kurs pada saat itu berapa, wakil rakyat kok asal retweet saja sih," tegur warganet.
"Remuk anak cucu bisa lunasi brapa abad? Situ yang ngutang sini yang nanggung. Cicilan beranak pinak," ungkap warganet.
Utang Indonesia Naik Lagi
Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2021 sebesar 422,6 miliar dolar AS atau setara Rp 5.916,4 triliun (kurs Rp 14.000). Posisi ULN itu, meningkat 4 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, peningkatan pertumbuhan ULN tersebut didorong oleh ULN Pemerintah dan ULN swasta.
Pada ULN Pemerintah tumbuh 4,6 persen dari tahun lalu dan naik 2,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Hal ini seiring dengan upaya penanganan dampak pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 dan akselerasi program vaksinasi serta perlindungan sosial pada triwulan I 2021," kata Erwin dalam keterangannya, Jumat (16/4/2021).
Sementara, tutur Erwin, dari sisi ULN swasta juga mengalami kenaikan 3,4 persen dibandingkan tahun lalu dan 2,5 persen jika dibandingkan dengan bulan Januari.
Kenaikan ULN swasta ini didorong oleh pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) sebesar 5,9 persen (yoy).
Namun demikian, struktur ULN Indonesia tetap sehat, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 39,7 persen, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 39,6 persen.