BeritaHits.id - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku asyik menonton sinetron Ikatan Cinta selama PPKM Darurat. Pengakuannya itu langsung disorot banyak pihak, salah satunya Anggota DPR Fadli Zon.
Fadli Zon mengkritik kinerja para menteri dalam menangani virus corona di akun Twitter pribadinya. Menurutnya, kinerja menteri terkesan tidak berimbang.
Ada yang berjibaku di lapangan dan ada yang malah menonton Ikatan Cinta. Fadli Zon menilai hal itu disebabkan karena komando pengendalian virus corona tidak dipimpin langsung oleh presiden.
"Inilah kalau komando pengendalian Covid tidak langsung dipimpin Presiden. Ada yang sibuk, berjibaku di lapangan, ada yang asyik nonton sinetron Ikatan Cinta," cuit Fadli Zon di Twitter seperti dikutip oleh BeritaHits.Id, Jumat (16/7/2021).
Baca Juga:Cerita Keseruan Nonton Ikatan Cinta saat PPKM, Mahfud MD Dibully Warganet
Karena itu, Fadli Zon mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera mengambil alih kepemimpinan menangani pandemi virus corona di Tanah Air. Apalagi setiap menteri juga sudah memiliki beban dan tanggung jawab sendiri.
"Saran saya Pak @jokowi ambil alih kepemimpinan penanganan darurat Covid. Semua menteri ada tanggung jawab masing-masing," saran Fadli Zon.
Terakhir, Fadli Zon memberikan sindiran menohok kepada Mantan Ketua MK. Ia mengucapkan selamat menonton kembali kepada Mahfud MD.
"Selamat nonton Pak," pungkas Politikus Partai Gelora ini.
Kritikan Fadli Zon itu telah di-retweet lebih dari 500 kali dan mendapatkan lebih dari 1.800 tanda suka. Warganet juga menuliskan beragam pendapat mereka di kolom komentar cuitan Fadli Zon.
Baca Juga:Malam-malam Jokowi Keliling Bagikan Obat dan Paket Sembako ke Warga Jakarta Utara
"Bukan DARURAT bang @fadlizon kalau masih menteri yang koordinator. Ini semua skenario nie. Keruwetan pengurusan Covid-19," komen warganet.
"Enak betul jadi pejabat ini, diam di rumah nonton sinetron tapi gaji jalan. Jangan jangan pak Mahfud ini lebih suka kalau covid terus ada di Indonesia biar bisa nonton sinetron gitu?," tanya warganet.
"Asyik juga sih, nonton IC daripada kebanyakan nonton berita isinya Covid mulu kepala jadi spaneng. Di medsos sama aja kebanyakan covid yang dibahas. Seakan akan otak kita tuh tersugesti sama yang namanya covid, meriang dikit otak langsung mikir corona, batuk corona, migren corona," bela warganet.
"Di tengah masyarakat yang mungkin kesulitan untuk makan, kesulitan bayar kontrakan, kesulitan bayar listrik, kesulitan beli susu anak, sekelas menteri ngetweet nonton sinetron, saya cuma bisa bilang 'memalukan'," kritik warganet.
"Duh gusti di gaji rakyat dan rakyatnya pontang-panting cari makan sana-sini pun masih dihalangi, dirintangi, dicegatin, tapi yang dibayar rakyat malah rileks nonton sinetron, makanya pejabatnya semua kek main senetron," sindir warganet.
"Kita lagi nonton rumah sakit penuh sesak oleh pasien covid, eh Menkopolhukam nonton sinetron. Teruslah pak, tonton sampai habis sinetronnya," desak warganet.
Mahfud MD Ngaku Gemar Nonton Sinetron Ikatan Cinta Saat PPKM
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan atau Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap dirinya tengah gemar menonton sinetron Ikatan Cinta di tengah pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat/PPKM Darurat. Saking terlarut dalam jalan cerita, Mahfud sempat memberikan kritik ringan soal hukum pidana.
Mahfud menunjukkan ketertarikannya pada sinetron yang dibintangi oleh Amanda Manopo dan Arya Saloka itu, meski ia mengakui jalan ceritanya berputar-putar.
"PPKM memberi kesempatan kepada saya nonton serial sinetron Ikatan Cinta. Asyik juga sih, meski agak muter-muter," kata Mahfud melalui akun Twitternya @mohmahfudmd pada Kamis (15/7/2021).
Kendati demikian, Mahfud menilai kalau penulis cerita kurang pas dalam memahami hukum pidana. Ia kemudian membeberkan kalau jalan ceritanya di mana Sarah langsung ditahan setelah mengaku dan meminta dihukum lantaran membunuh Roy.
Padahal dalam hukum pidana, pengakuan seseorang itu bukan sebuah bukti yang kuat.
Kata Mahfud, dalam hukum pidana itu tidak bisa sembarang orang mengaku lalu langsung ditahan. Kalau itu berlaku, bisa saja nantinya dimanfaatkan oleh pelaku aslinya untuk bebas.
"Kalau begitu nanti banyak orang berbuat jahat lalu menyuruh (membayar) orang untuk mengaku sehingga pelaku yang sebenarnya bebas," jelas Mahfud.