BeritaHits.id - Nama Rumini harum di tengah bencana erupsi Gunung Semeru. Ia yang masih 28 tahun tak lari menyelamatkan diri, namun malah menemani ibunya yang berusia 70 tahun di mana tak mampu lagi berlari.
Rumini ditemukan meninggal dengan ibunya dalam posisi berpelukan. Keduanya terkena awan panas dan reruntuhan rumah yang roboh.
Dalam hal ini, seorang warganet bercerita tentang pertemuannya dengan suami Rumini, Imam Syafii (30).
"Sambil ndulang (menyuapi) anaknya, Suami rumini bercerita mengenang istrinya. Beliau berinisiatif untuk bercerita sendiri, bukan maksud penulis untuk mengungkit kesedihan korban. Berikut adalah kisah yg dituturkan oleh suami rumini," tulis akun @ElokNurie pada utas Twitternya.
Baca Juga:Jembatan Perak Bakal Dibangun pada 2022
Malam sebelum kejadian, Imam menyatakan bahwa ia sedang dalam keadaan capek seharian kerja di tambang pasir. Namun sang istri, Rumini tiba-tiba memeluknya.
"Tapi entah kenapa kok istri saya itu meluk-meluk aja. Biasanya kami tidur dengan mengapit anak kami. Entah kenapa malam itu kok istri saya minta di sisi saya. Minta diusap kepalanya," ujar Imam seperti yang dikutip dari cerita akun @ElokNurie.
Padahal menurut Imam, ia dan istrinya biasanya tidur mengapit anak. Jadi rumini dan Imam tak bersebelahan secara langsung.
"Sambil terus tidur senderan di dada saya. Saya bilang, 'opo ae dek, kadungaren ndak nyanding Zaki, ndak kasian Zaki ta, (kok ngga biasanya ngga barengi Zaki, ngga kasian kah sama Zaki)'," tambahnya.
Namun Rumini menyatakan bahwa ia kangen dengan suaminya tersebut.
Baca Juga:Terungkap Siapa Sosok Meninggal Berpelukan Bersama Rumini saat Erupsi Gunung Semeru
Pemilik akun @ElokNurie menyatakan bahwa saat bercerita, Imam menahan tangis.
"Esoknya, saat saya mau berangkat kerja pasir itu, kok istri saya masih meluk-meluk lagi, masih menciumi saya juga. Biasanya tidak pernah begitu, biasanya istri saya sibuk ngurusi Zaki ini. Tapi pagi sebelum kejadian itu istri saya kok terus meluk-meluk aja pas saya mau berangkat kerja," ujar Imam menurut cuitan @ElokNurie.
Sampai Imam berangkat, Rumini melambaikan tangannya. Dari situ, ia merasakan hal yang tak biasa dari istrinya.
Bahkan saat bekerja, Imam menyatakan bahwa ia masih kepikiran saat bekerja.
Saat kejadian usai erupsi, Imam menyatakan bahwa ia langsung pulang. Ia mendapati semua orang berlarian dan bertemu dengan anaknya bersama pamannya di depan SD.
Namun Imam tak mendapati istrinya, Rumini.
Ia akhrinya bergegeas ke rumah, namun orang-orang menghalangi dan menyatakan bahwa Rumini sudah ke pengungsian.
"Saya betul-betul tidak menyangka bahwa pelukannya pagi itu adalah pelukan terakhir, lambaian tangannya untuk kami selamanya," imbuh Imam.
Rumini dan Ibunya
Rumini ditemukan tewas bersama ibundanya, Salamah di desa Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Kedua perempuan tersebut ditemukan meninggal dunia dalam kondisi berpelukan dan tertimpa reruntuhan rumah mereka sendiri.
Rumini disebut tak tega meninggalkan sang ibu yang sudah sulit berjalan apalagi berlari saat terjadi erupsi Gunung Semeru.
Salah seorang kerabat korban, Legiman menceritakan momen saat para warga berhamburan dan berlarian untuk menyelamatkan diri dari material erupsi Gunung Semeru.
Ia lantas menduga bahwa Rumini tak tega meninggalkan ibundanya yang sudah tak bisa berlari karena faktor usia.
"Tadi pagi, kan, saya cari adik ipar sama keponakanku. Pas bongkar rontokan tembok dapur, terus tangannya (korban) kelihatan," ujar Legiman, Minggu 5 Desember 2021.
Setelah ditemukan, kedua korban segera dievakuasi dari reruntuhan rumah untuk segera dimakamkan.