BeritaHits.id - Jansen Sitindaon, Wasekjen Partai Demokrat meluruskan pidato Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang terkesan ngegas hingga bikin panas Istana. Menurut dia, ada kekeliruan yang luput ditulis awak media.
Seperti diketahui, AHY diduga menyindir Presiden Jokowi yang hanya tinggal 'Gunting pita' alias melanjutkan pembangunan pemimpin sebelumnya atau pemerintahan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono).
"Saya kira salah. Ada kata kunci begitu (Gunting pita), kemudian luput ditulis banyak media," kata Jansen dikutip Beritahits.id pada Jumat, (23/9/2022).
Dalam teks pidato tersebut, sebetulnya AHY menjawab aspirasi kader-kader Demokrat soal pembangunan di masa SBY. Pasalnya, Demokrat dituduh tidak peduli dengan infrastruktur. Padahal menurut Jansen, ada beberapa pembangunan yang juga dibangun SBY.
Baca Juga:Presiden Jokowi Akan Kunjungi Pasar dan Kantor Pos di Kota Makassar
Dia mengakui, rezim Jokowi berhasil melekatkan bahwa Indonesia baru dibangun di masa kepemimpinan mantan Walikota Solo tersebut bukan di rezim SBY.
"Jadi yang ingin disampaikan AHY adalah proyek yang diresmikan oleh Jokowi di satu tahun pertama pemerintahannya, itu mayoritas memang 70-80 persen sudah selesai di masa SBY. Baik soal perencanaannya, penganggarannya termasuk pembangunannya," ujarnya.
AHY membacakan pidatonya itu dalam forum Rapimnas Partai Demokrat. Adalah forum tertinggi kedua di partai Demokrat yang statusnya dibawah kongres.
Hadir dalam rapat tersebut seluruh ketua DPD tingkat Provinsi se Indonesia, seluruh ketua DPC Indonesia.
Hampir 1600 anggota DPRD tingkat Kabupaten, Provinsi termasuk RI dengan total hampir 3500 kader Demokrat.
Baca Juga:Desak Empat Tuntutan ke Pemerintahan Jokowi, Buruh Long March dari Bogor ke Jakarta
Berikut teks pidato lengkap yang dibacakan AHY
Kalau ada yang mengatakan tidak ada pembangunan di zaman dulu bagaimana kira kira?
Nyatanya banyak direncanakan, dipersiapkan, dialokasikan anggarannya dan di bangun
Sehingga sudah banyak yang 70 persen tinggal gunting pita, setahun guntung pita kira kira masuk diakal tidak?
Kita tidak perlu juga diapresiasi tetapi jangan juga mengatakan ini kehebatan kami satu tahun gunting pita.
Pada kesempatan yang sama, Tenaga Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Kepresidenan, Ade Irfan Pulungan merespon pedas pidato AHY tersebut. Dia menilai bahwa Demokrat sedang mencari simpatik dan empati publik. Hal ini kaitannya dengan pemilu 2024 yang sudah di depan mata.
"Kepengen Demokrat mendapat simpatik lah. karena demokrat selalu mengambil momen ketika keadaan mereka sulit. Supaya reting AHY naik karena ini memang pemilu sudah dekat," tegasnya.
Menurut dia, infrastruktur merupakan kesinambungan yang tidak bisa dipisahkan satu presiden dengan presiden berikutnya. Tidak perlu saling klaim.
"Nggak mungkin kita pisahkan dari pemerintahan satu presiden ke presiden berikutnya. Kan untuk bangsa," ujarnya.