BeritaHits.id - Nama Jessica Wongso kembali menjadi perbincangan usai kasusnya diangkat dalam film dokumenter Netflix dengan judul Ice Cold: Murder, Coffe, and Jessica Wongso. Film dokumenter itu mengulas tentang kasus kopi sianida yang merenggut nyawa I Wayan Mirna Salihin pada 2016 lalu.
Munculnya film tersebut membuat kisah Jessica Wongso kembali mencuat, bahkan berbagai tanggapan tokoh kembali menjadi sorotan. Salah satunya saat ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin naik darah pada pengacara Jessica, Otto Hasibuan.
Edi Darmawan Salihin sendiri sempat terlibat cekcok dengan Otto Hasibuan saat mendatangi acara Indonesaia Lwyers Club.
Otto kala itu menyebutkan bahwa ayah Mirna sempat memberi naas buatan untuk putinya, namun hal itu ditepis oleh Edi.
Baca Juga:Otto Hasibuan Sudah Yakin Jessica Wongso Akan Kalah saat Jaksa Lakukan Ini
“Kita lihat tadi apa yang dikatakan oleh pak Salihin, dia katakan kan dia memberikan bantuan nafas buatan kepada Mirna. Jadi inilah satu bukti yang sudah kami adukan di pengadilan,” ungkap Pengacara Jessica Wongso di kanal YouTube Tv One, (1/11/2016).
Otto juga menyebutkam bahwa saksi ahli dokter forensik dari pihaknya menyebutkan bahwa kuku dan bibir Mirna membiru saat meninggal. Padahal jika terkena sianida, bibir korban harusnya berwarna merah.
Pernyataan tersebut sontak ditepis oleh Edi Darmawan.
“Ini mengarahkan pak kalau di persidangan. Saya rnggak nyium, tadi denger enggak pak Otto sih? Saya menghormati pak Otto lho. Saya ayahnya nih dan Anda bikin marah saya. Jangan ngarang pak Otto,” seru ayah Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin.
Otto juga sempat menyebutkan bahwa ada orang lain yang berpotensi menaburkan sianida pada minuman Mirna. Sayangnya penjelasan Otto dianggap terlalu berputar-putar oleh Edi Darmawan.
Baca Juga:Meski Bukan Psikopat, Jessica Wongso Disebut Mengalami Kombinasi Dua Gangguan Kejiwaan!
“Dia ini very honor lawyer lho. Bicaranya tapi saya rasa feedback terus. Katanya menghormati hakim, apakah dia lawyer masih honor? Nggak kalau menurut saya,” sindir Ayah Mirna.
“Dia balik lagi ke hal-hal semula, selalu diputer yang itu-itu terus ceritanya. Padahal, hakim saja sampai mempraktekkan itu pun karena terpaksa. Banyak kebohongan di situ,” tandasnya.