BeritaHits.id - Langkah politik Presiden Joko Widodo atau Jokowi di akhir masa jabatannya mengundang perhatian publik. Pasalnya, Jokowi membiarkan kedua putranya menyebrang dari partai yang membesarkannya, yakni PDI Perjuangan.
Putra sulung Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka ditunjuk jadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto. Sementara putra bungsungya, Kaesang Pangarep menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang turut memberi dukungan pada Prabowo.
Langkah Jokowi disebut-sebut menjadi usaha melawan Megawati Soekarnoputri. Pasalnya, Jokowi dianggap sering kali direndahkan oleh partai berlambang banteng itu.
Momen Jokowi direndahkan oleh PDIP sempat diceritakan oleh Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, Rohmahurmuziy atau Romy.
Baca Juga:3.382 Personel Polri dan TNI Diturunkan Dalam Pengamanan Kunker Jokowi di Sumsel
Kala itu Romy menyebutkan bahwa sebagai presiden, Jokowi bahkan sempat disoraki kader PDIP karena membuat Megawati marah.
"Saya ingat secara sadar, kongres PDI Perjuangan setelah Pak Jokowi menang di Bali, menang Pilpres 2014. Waktu itu yang diusulkan [PDIP] sebagai kapolri kan Pak BG [Budi Gunawan]," ujar Romy dalam perbincangan di Total Politik.
Sayangnya, Budi Gunawan disangkakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Budi kemudian melakukan praperadilan dan menang sehingga bebas dari posisi tersangka.
"Tapi tetap dibatalkan sebagai Kapolri [oleh Jokowi]," imbuhnya.
Hal tersebut yang kemudian membuat PDIP khususnya Megawati marah pada Jokowi. Kemarahan Megawati membuat Jokowi disoraki oleh kader saat kongres PDIP berlangsung di Bali.
Baca Juga:Presiden Jokowi Bakal Berada 2 Hari di Sumsel, Berikut Agenda dan Lokasi Kunker
"Waktu itu Pak Jokowi masuk ruangan [kogres], nah itu Pak Jokowi masuk ke ruangan itu, itu betul-betul berjalan sendiri tanpa paspampres menggunakan jaket merah, dan seluruh hadirin di situ kader-kader PDI Perjuangan meneriaki wooo, kepada beliau," ungkap Romy.
"Hari itu ibu [Megawati] sedang marah betul ke Pak Jokowi karena dibatalkan Pak BG pada waktu itu sebagai calin Kapolri, saya menyaksikan marahnya ibu," kenangnya.