BeritaHits.id - Pidato calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menuai sorotan.
Dikutip dari potongan video yang beredar luas di media sosial, kala itu Ganjar menyentil para peserta Rakernas yang terus bertepuk tangan saat dirinya berpidato.
Ia berkelakar bahwa dirinya tak akan memberikan hadiah berupa sepeda kepada para hadirin di acara tersebut.
"Dari tadi kok tepuk tangan terus. Saya tidak akan ngasih sepeda lho ini," kata Ganjar, dikutip Kamis (9/11/2023).
Baca Juga:Sentil Deddy Sitorus yang Ledek Jokowi, Jarnas 98: Isi Dompet OK, Isi Kepala KO
Pernyataan yang dilontarkan oleh mantan gubernur Jawa Tengah ini sontak saja menuai sorotan dari publik. Banyak yang kemudian menggunjing Ganjar lantaran dinilai menyenggol Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Diketahui, dalam sejumlah acara maupun kunjungannya ke berbagai daerah, Jokowi kerap kali memberikan hadiah berupa sepeda kepada warga.
"Kenapa ya saling senggol," komentar netizen.
"Tipikal senggol mulu," timpal netizen lain.
"Senggol terus," imbuh lainnya.
Baca Juga:Jokowi Singgung Politik Drama Korea, Hasto PDIP Sindir Balik: MK Dikebiri, Demokrasi Mati
"Terlihat watak aslinya," ujar netizen lain.
"Belum jadi presiden aja senggol yang sudah jadi presiden. Buat Papua sini bagus Bapak Jokowi di hati kami," komentar netizen lainnya lagi.
Penyebab Jokowi Suka Beri Sepeda ke Warga
Jokowi mengungkap sejumlah alasan mengapa dirinya suka memberikan sepeda kepada warga dalam setiap acara ataupun kunjungannya. Pertama, karena menurutnya olahraga bersepeda membutuhkan kemandirian dan kerja keras dari diri sendiri.
"Bersepeda itu mandiri dan bekerja keras. Kemajuan, kelajuan, juga kecepatan dihasilkan dari usaha sendiri, gerak tubuh sendiri, tanpa mesin atau dorongan tenaga orang lain," terang Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan bahwa bersepeda merupakan gambaran kebersamaan dari setiap anggota tubuh. Dengan mengayuh sepeda maka seluruh anggota tubuh akan bergerak.
"Dua tungkai kaki mengayuh pedal seirama, mata memandang awas ke depan, tangan menggenggam kemudi seraya jari waspada menarik tuas rem," ujar Jokowi.
"Jika jalan menanjak, badan sedikit membungkuk. Jika berbelok ke kanan atau ke kiri, tubuh ikut menyelaraskan. Satu yang tetap, titik berat pesepeda selalu ada di tengah-tengah," lanjutnya.
Selain itu, Jokowi mengujarkan bahwa bersepeda adalah olahraga yang bisa dilakukan oleh semua orang lintas usia dan tentunya bebas polusi.
"Bersepeda itu untuk semua orang, semua usia, lintas suku dan peradaban. Karena itulah, saya senang berbagi sepeda di setiap acara dan kunjungan," pungkasnya.