BeritaHits.id - Korban jiwa di Gaza terus berjatuhan seiring dengan semakin masifnya serangan yang dilakukan Israel ke Palestina.
Seorang pengurus jenazah di Rumah Sakit Al-Aqsa, Abu Saher Al-Maghari mengujarkan jika ada sejumlah 100 hingga 200 jenazah yang harus ia kafani setiap harinya.
Ratusan jenazah tersebut adalah warga Palestina yang menjadi korban keganasan tentara zionis Israel yang hingga kini terus membombardir wilayah Gaza bagian utara.
Dikutip dari Al-Jazeera pada Minggu (12/11/2023), Abu Saher bercerita bahwa dirinya sudah bekerja selama 15 tahun sebagai pengurus jenazah.
Baca Juga:Deddy Corbuzier Kritik Aksi Boikot Produk Pro Israel: Enggak Nolong!
Namun, baru pada awal bulan Oktober lalu, tepatnya saat Israel kembali melakukan serangan membabi buta ke Gaza, dirinya menyaksikan gelombang besar jenazah anak-anak hingga dewasa silih berganti berdatangan ke rumah sakit.
Diungkap oleh Abu Saher, dirinya begitu merasa getir saat melihat dan bahkan harus mengkafani ratusan jenazah warga Palestina.
"Selama bertahun-tahun saya bekerja saya selalu membungkus 30 hingga maksimal 50 jenazah yang mati secara alami setiap harinya. Dalam kasus eskalasi militer sebelunya, jumlahnya mungkin mencapai 60," ujar Abu Saher.
Hal yang membuatnya lebih prihatin adalah saat melihat keadaan jenazah-jenazah yang harus dirinya kafani. Pasalnya, para jenazah tersebut dikafani dalam keadaan tubuh penuh luka hingga tak lengkap.
Bukan hanya orang dewasa, Abu Saher juga mengafani mayat anak-anak yang juga menjadi korban kekejaman pasukan tentara Israel.
Baca Juga:Anies Baswedan Sesumbar 'Apa Susahnya Bawa Anak Gaza ke Indonesia?', Ramai Dikecam Jual Agama
"Sebagian besar jenazah tiba di rumah sakit dalam kondisi sangat buruk. Anggota tubuh robek, memar parah, dan luka di sekujur tubuh," kata Abu Saher.
"Yang paling menyedihkan bagi saya adalah saat membungkus jenazah anak-anak. Hati saya hancur saat harus mengumpulkan anggota tubuh anak-anak yang terkoyak," lanjutnya.
Dalam pernyataannya, salah seorang pengurus jenazah di rumah sakit yang ada di Palestina ini juga mengujarkan jika kini dirinya memulai pekerjaannya tanpa henti sejak pukul enam pagi hingga malam hari.
"Saya mulai hari saya dengan membungkus orang mati dan terbunuh sejak pukul enam pagi sampai delapan malam tanpa henti," pungkasnya.