
Melansir Your Tango, inilah 6 alasan mengapa ghosting bisa terasa lebih menyakitkan dibanding putus cinta biasa.
- Ghosting membuat seseorang takut diabaikan
Tidak ada seorang pun yang suka ditinggalkan, terlebih tanpa penjelasan. Bagi beberapa orang, ghosting dapat membuat mereka teringat akan kenangan buruk atau trauma di masa lalu. Selain itu, wajar jika seseorang merasa lebih sakit hati jika ditinggalkan mendadak tanpa sebab yang jelas. - Ghosting membuat seseorang takut tidak bisa menjalin hubungan baru
Jika kamu sudah merasa cocok dengan seseorang, ghosting akan terasa lebih menyakitkan. Terlebih, kamu percaya jika si dia adalah pasangan hidup yang tepat. Akibatnya, seseorang bisa merasa kehilangan harapan untuk menemukan pasangan baru. Kamu juga takut jika nanti kembali menjadi korban ghosting. - Ghosting lebih sulit dihadapi oleh seseorang yang kurang percaya diri
Seseorang yang punya rasa percaya diri rendah cenderung akan menyalahkan diri sendiri saat menjadi korban ghosting. Akibatnya, kamu akan berusaha mencari-cari alasan mengapa si dia melakukan ghosting. Tidak hanya itu, kamu jadi lebih susah move on. - Yakin bisa memperbaiki kesalahan yang ada
Alasan lainnya, kamu merasa yakin bisa memperbaiki kesalahan yang ada di antara kalian. Kamu akan mencoba untuk menghubunginya dan menyelesaikan masalah yang ada. Namun, pasangan tetap tidak memberikan jawaban karena terlanjur menghilang. Semakin kamu mencoba untuk memperbaiki kesalahan, besar kemungkinan kamu jadi susah move on. - Ghosting membuatmu ingin mendapatkan penjelasan pasti
Beda dengan putus cinta, kamu akan ditinggalkan tanpa alasan saat menjadi korban ghosting. Seseorang yang menjadi korban ghosting akan berusaha untuk mencari tahu alasan mereka ditinggalkan. Meski begitu, ada kalanya kamu lebih baik tidak tahu alasan si dia melakukan ghosting agar sakit hati tidak bertambah parah. - Kamu merasa telah mengabaikan tanda-tanda ghosting
Mungkin, selama ini si dia sudah menunjukkan tanda-tanda akan ghosting. Namun, kamu mengabaikannya karena yakin situasi akan membaik. Kenyataannya, si dia tetap melakukan ghosting. Meski terlambat, kamu pun sakit hati karena kecurigaanmu ternyata terbukti.

Efek emosional karena ghosting dapat menghancurkan pasangan. Tidak hanya itu, pasangan bisa menjadi cemas dan merasa tidak dicintai.
Sementara menurut Psikolog Klinis sekaligus Co-founder Ohana Space Veronica Adesla, ghosting adalah tindakan tidak memberi kabar alias mendiamkan pasangan tanpa sebab.
Baca Juga:Totalitas! Keluarga Gelar Arisan dan Doa Bersama untuk Pemain Ikatan Cinta
Selain itu, ghosting dalam LDR juga menjadi sorotan yang terjadi pada pasangan yang mau tidak mau harus berjarak secara fisik, dan melakukan kontak secara virtual. Ia menjelaskan, bila tidak adanya kabar, bahkan tidak ada jawaban, bisa termasuk ghosting.
"Kalau tidak ada kabar, ditanya tidak dijawab, menghilang bisa termasuk ghosting," jelasnya, saat dihubungi Suara.com.
Bila di antara pasangan tidak adanya kelancaran komunikasi, pasangan bisa muncul perasaan-perasaan negatif, seperti misalnya cemas, ragu, curiga, atau perasaan yang menjauh.
"Pada beberapa kasus, ghosting juga dapat menyebabkan seseorang menjadi sulit untuk percaya pada orang lain, terutama dalam konteks hubungan romantis," jelasnya.
Tak hanya itu, merasa tak dihargai dan tidak dicintai juga termasuk, bahkan bisa menyebabkan rasa sedih sekaligus merendahkan diri sendiri.
Baca Juga:Ditonton 10 Juta Kali, Video Wanita Tebalkan Bibir Pakai Botol Yakult Viral
Lalu bagaimana cara agar tidak dighosting?