CEK FAKTA: Virus Corona Berasal dari Bakteri yang Kena Radiasi, Benarkah?

Beredar narasi yang menyebutkan jika virus corona (Covid-19) berasal dari bakteri yang terpapat radiasi. Benarkah?

Dany Garjito | Ruth Meliana Dwi Indriani
Selasa, 04 Mei 2021 | 08:23 WIB
CEK FAKTA: Virus Corona Berasal dari Bakteri yang Kena Radiasi, Benarkah?
Virus Corona Berasal dari Bakteri Yang Kena Radiasi. (Turnbackhoax.id)

BeritaHits.id - Beredar narasi yang menyebutkan jika virus corona (Covid-19) berasal dari bakteri yang terpapat radiasi. Narasi berbentuk pesan berantai itu turut mencatut instansi Kementerian Kesehatan Rusia.

Pesan berantai itu diketahui beredar melalui pesan berantai di WhatsApp. Dalam pesan itu, disebutkan Covid-19 bukanlah virus melainkan bakteri yang terpapar radiasi radiasi dan menggumpal melalui darah hingga menyebabkan kematian.

Berikut narasi yang dibagikan dalam pesan itu:

"Rusia menjadi negara pertama di dunia yang melakukan otopsi (post mortem) terhadap jenazah Covid-19. Setelah dilakukan penyelidikan menyeluruh, ditemukan bahwa Covid-19 tidak ada dalam bentuk virus, melainkan bakteri yang telah terpapar radiasi dan menggumpal melalui darah hingga menyebabkan kematian.

Baca Juga:Hepicar, Aplikasi Otomotif Karya Warga Yogyakarta Berdayakan UMKM

Penyakit Covid-19 telah ditemukan menyebabkan pembekuan darah, yang menyebabkan pembekuan darah manusia dan pembekuan darah vena, yang membuat orang sulit bernapas karena otak, jantung, dan paru-paru tidak dapat menyerap oksigen, menyebabkan orang mati dengan cepat.

Guna mengetahui penyebab kurangnya energi pernapasan, dokter Rusia tidak mendengarkan kesepakatan WHO, melainkan melakukan otopsi terhadap COVID-19. Setelah dokter membuka lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya dan memeriksanya dengan cermat, mereka menemukan bahwa pembuluh darah melebar dan berisi gumpalan darah, yang menghalangi aliran darah dan mengurangi aliran oksigen. Hal tersebut dapat menyebabkan kematian pada tubuh.

Setelah mengetahui penelitian tersebut, Kementerian Kesehatan Rusia segera mengubah rencana pengobatan Covid-19 dan menggunakan aspirin untuk pasien positif. Mulailah mengonsumsi 100 mg dan Imromac. Hasilnya, para pasien mulai pulih dan kesehatan mereka mulai membaik.

Setelah periode penemuan ilmiah, dokter Rusia menjelaskan bahwa penyakit ini adalah tipuan global, dan metode pengobatan ini menjelaskan, “Ini tidak lain adalah gumpalan di pembuluh darah (bekuan darah) dan metode pengobatan.

Tablet antibiotik

Baca Juga:Resmi! Gubernur NTB Tidak Larang Mudil Lebaran di Dalam Daerah

Anti-inflamasi dan Minum antikoagulan (aspirin).

Untuk tujuan ini, kesepakatan telah dikeluarkan di Rusia.

Bagikan informasi ini dengan keluarga, tetangga, kenalan, teman, dan kolega Anda sehingga mereka dapat menghilangkan rasa takut akan Covid-19 dan menyadari bahwa itu bukan virus, melainkan bakteri yang hanya terpapar radiasi.

Hanya orang dengan kekebalan rendah yang harus berhati-hati. Radiasi ini juga dapat menyebabkan peradangan dan hipoksia. Korban harus mengonsumsi Asprin-100mg dan Apronik atau parasetamol 650mg.

Sumber: Kementerian Kesehatan Rusia"

Virus Corona Berasal dari Bakteri Yang Kena Radiasi. (Turnbackhoax.id)
Virus Corona Berasal dari Bakteri Yang Kena Radiasi. (Turnbackhoax.id)

Lantas benarkah klaim tersebut?

PENJELASAN

Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- Jaringan media Suara.com, narasi tersebut merupakan hoaks daur ulang dengan mencatut instansi Kementerian Kesehatan Ruisa. Sebelumnya narasi serupa juga pernah diperiksa dengan mengatasnamakan Kementerian Kesehatan Italy.

Kala itu, narasi tersebut telah diperiksa faktanya dan dipastikan salah oleh Mafindo dengan dudul “[SALAH] “Covid-19 BUKAN Virus, Sumber : Kementerian Kesehatan Italy” pada 14 februari 2021 lalu.

Sementara itu, klaim yang menyebut bahwa Covid-19 bukanlah virus melainkan bakteri yang terpapar radiasi juga menyesatkan. Dikutip dari situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), who.int, Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan.

Sedangkan radiasi biasa terjadi kala bersentuhan dengan kulit, misalnya saat kita meletakkan ponsel 5G ke telinga untuk melakukan panggilan. Ini adalah saat kita paling terpapar radiasi non-ionisasi.

Tetapi eksposur ini jauh di bawah tingkat keamanan yang direkomendasikan. Radiasi 5G tidak dapat menembus kulit, atau membiarkan virus menembus kulit. Tidak ada bukti frekuensi radio 5G menyebabkan atau memperburuk penyebaran virus corona.

Namun ponsel bisa berbahaya jika orang yang terinfeksi berbicara melalui telepon yang dipegang di dekat mulutnya. Hal ini menyebabkan cukup banyak tetesan infeksius yang dapat mendarat di permukaannya sehingga membuatnya mampu menyebarkan virus.

Inilah sebabnya mengapa tidak disarankan untuk berbagi ponsel selama pandemi Covid-19. Anda juga harus mendisinfeksi ponsel Anda secara teratur.

Dilansir dari The Guardian, 5G dipastikan aman oleh badan internasional yang bertanggung jawab untuk menetapkan batas paparan radiasi, yang telah memperbarui pedoman penasehatnya untuk pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun. Tidak ada bukti yang mendukung terkait penyebaran Covid-19 karena radiasi 5G.

KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan klaim mengenai Covid-19 berasal dari bakteri yang terpapar radiasi adalah klaim salah. Klaim tersebut merupakan klaim hoaks yang masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak