BeritaHits.id - Kabar kenaikan harga BBM Pertamax menjadi Rp 16.000 per liter tengah menjadi perbincangan hangat dan menggegerkan publik.
Harga kenaikan Pertamax dikabarkan akan diterapkan pada bulan April mendatang, yang mulanya satu liter Rp 9.000 menjadi Rp 16.000.
Menanggapi hal tersebut, Mantan Menteri Keungan Chatib Basri mengingatkan publik akan hal ini.
Melalui akun jejaring media sosial Twitternya, @ChatibBasri pada Kamis (31/03/2022) dia meminta publik untuk antisipasi terkait price gap saat terjadi naiknya harga Pertamax.
"Ada yang perlu diantisipasi terkait kenaikan Pertamax: soal price gap," tulis Chatib Basri dalam cuitan seperti dikutip Beritahits.id, Kamis (31/03/2022).
Harga Pertamax memang naik, akan tetapi harga BBM lain seperti Pertalite tetap di angka yang sama.
Menurut Chatib, hal tersebut mampu menyebabkan migrasi dari Pertamax dan beralih ke Pertalite.
"Dengan Pertamax naik ke 16 ribu; Pertalite tetap di 7650, maka bisa terjadi migrasi dari Pertamax ke Pertalite," jelasnya.
Tak hanya itu, Chatib mengungkapkan hal tersebut bisa membuat over quota dan beban APBN naik tajam.
"Bisa terjadi over quota dan beban APBN naik tajam. Lebih baik targeted subsidy orang daripada barang," tukas Chatib.
Cuitan itu viral dan menuai beragam tanggapan warganet.
"Maaf kalau bahasa awam kami ujung-ujung terpaksa pakai Pertamax karena Pertalite out stock," tulis @gSu***.
"Ya paling nanti yang Pertalite enggak ada barang. Mau enggak mau beli Pertamax. Enggak ada beban tambahan buat APBN," komentar @hafi***.
"Emang paling bener bahan bakar pakai minyak jelantah," kelakar @call***.
"Kayak Pertalite banyak stoknya aja pada migrasi-migrasi. Pertamax naik, pasokan Pertalite dikurangi itu sudah satu paket. Nyampai pom, "maaf pak Pertalite kosong," ya mau enggak mau beli Pertamax," ungkap @as***.
Saat artikel ini disusun, cuitan telah mendapatkan lebih dari 2000 tanda suka dan 900 kali dibagikan.