BeritaHits.id - Kecelakaan pesawat tempur Super Tucano dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 di kawasan Watugede, Pasuruan, Jawa Timur mengakibatkan tiga orang perwira menengah di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang meninggal dunia.
Salah satu yang meninggal dunia di kecelakaan pesawat tempur pada Kamis (16/11/2023) sore tersebut adalah Kolonel Pnb Subhan. Dikutip dari Suara.com, Subhan berada di kursi belakang pesawat Super Tucano TT-3103 ketika kecelakaan terjadi.
Belakangan terungkap juga bila Subhan ternyata baru kembali ke Indonesia setelah menuntaskan misi kemanusiaan untuk Gaza, Palestina bersama sejumlah prajurit TNI lainnya.
Disebutkan Subhan berhasil memimpin pengantaran 26 ton bantuan kemanusiaan dari Indonesia untuk Palestina dengan memakai pesawat Hercules TNI AU A-1327 dan A-1328.
Baca Juga:Ritual Keluarga Bang Onim di Tengah Hujan Bom Israel: Selalu Baca Syahadat Sebelum Tidur
Subhan bertugas sebagai Mission Commander dan sukses menempuh perjalanan pulang hingga tiba di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Rabu (8/11/2023).
Disebutkan Subhan dan timnya menempuh perjalanan pulang dengan rute Bandara Al Arish (Mesir) - Abu Dhabi (Uni Emirat Arab) - Mumbai (India) - Yangon (Myanmar) - Lanud SIM (Aceh) sebelum mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma.
Kolonel Pnb Subhan sendiri merupakan alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1998 yang menjabat sebagai Komandan Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh sebelum tutup usia. Usai lulus dari AAU, Subhan menyelesaikan pendidikan lanjutan di jenjang Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI).
Setelah itulah karier Subhan perlahan melonjak naik, hingga secara resmi dilantik menjadi Komandan Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh pada 4 Februari 2023.
Sepanjang kariernya di TNI AU, Subhan dikenal sebagai salah satu perwira menengah (Pamen) yang piawai dalam menerbangkan pesawat. Subhan adalah salah satu penerbang pesawat C-130 Hercules Skuadron Udara 32 Wing 2.
Selain Subhan, kecelakaan pesawat tempur Super Tucano TT-3111 dan TT-3103 yang sedang latihan rutin itu menewaskan juga Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya, Letkol Pnb Sadhra Gunawan, serta Mayor Pnb Yuda A Seta. Diketahui pesawat tempur itu sempat hilang kontak tak lama setelah melaporkan cuaca kurang baik.