BeritaHits.id - Anak presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah menjadi perbincangan. Sayangnya bukan karena prestasi, melainkan karena dituding ghosting. Apa itu ghosting?
Nah, agar tidak plonga plongo saat di tongkrongan ngomongin ghosting, sebaiknya kamu tahu dulu apa itu ghosting. Selanjutnya perkaya bahan obrolanmu dengan apa penyebab ghosting, dampak, sampai cara agar tidak jadi korban ghosting.
Gass kuy!
APA ITU GHOSTING?
Baca Juga:Totalitas! Keluarga Gelar Arisan dan Doa Bersama untuk Pemain Ikatan Cinta
Arti ghosting sendiri berasal dari Bahasa Inggris yang secara kamus berarti berbayang. Namun saat ini, sering kali kata ghosting adalah suatu eadaan di mana sesorang tiba-tiba menghilang begitu saja tanpa penjelasan.
Pelaku ghosting akan tiba-tiba menghilang setelah menjalin komunikasi yang intens.
Istilah ghosting ini juga sering dikaitkan dengan Pemberi Harapan Palsu (PHP) karena biasanya korban ghosting sudah mengharap sesuatu yang lebih dari komunikasi yang selama ini sudah terjalin.
PENYEBAB GHOSTING
Menyadur Your Tango, berikut tujuh penyebab ghosting.
Baca Juga:Ditonton 10 Juta Kali, Video Wanita Tebalkan Bibir Pakai Botol Yakult Viral
- Kamu dan dia belum pernah bertemu di dunia nyata
Situasi pertama ini berlaku baik dalam hal kencan maupun pertemanan. Jika kamu hanya mengenalnya lewat dunia maya dan merasa ragu, kamu berhak memutuskan hubungan. Itu sah-sah saja dilakukan, terlebih jika ada kemungkinan bahwa orang yang kamu temui di dunia maya tidak benar-benar peduli padamu. - Ada kejadian buruk di kencan pertama
Kamu boleh memutuskan kontak jika kencan pertama kalian tidak berjalan lancar. Misalnya saja, orang yang kamu temui berlaku tidak sopan atau membuatmu sakit hati. Hal ini perlu kamu lakukan sebelum terjebak lebih dalam dengan seseorang yang salah. - Mereka suka melakukan kekerasan atau pelecehan
Jika teman atau kekasihmu mendadak melakukan kekerasan atau pelecehan, jangan ragu untuk meninggalkannya tanpa kabar. Biasanya, orang-orang macam ini punya kecenderungan bersifat obsesif. Daripada tersakiti, jauh lebih baik jika kamu menjadi pelaku ghosting. Besar kemungkinan, dia juga tidak akan mendengarkan penjelasanmu. - Mereka berbohong
Mungkin, kamu adalah tipe orang yang tidak suka dibohongi. Jika tidak, kebohongan yang dia lakukan tergolong parah. Jika hal ini terjadi, kamu boleh meninggalkannya tanpa penjelasan. Seharusnya, mereka juga paham kenapa kamu sakit hati. - Kamu punya firasat buruk soal dirinya
Ada kalanya, kamu harus mendengarkan firasat buruk yang ada. Dengan begitu, kamu bisa menghindari drama atau menjadi korban hubungan tidak sehat. Firasat buruk muncul bukan tanpa alasan. Jika kamu punya firasat bahwa dia akan melakukan hal-hal buruk, maka ikutilah kata hatimu. Mungkin saja, dia sudah mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuatmu tidak nyaman. Hanya saja, kamu belum benar-benar menyadarinya. - Mereka sudah melanggar batas
Setiap orang punya batasan mereka masing-masing. Jika orang yang baru pertama kali kamu temui sudah melanggar batas, kamu berhak meninggalkannya. Dengan begitu, kamu tidak membuang-buang tenaga dan bisa menghindari rasa kecewa di masa depan. - Dia tidak mau memberikan kejelasan
Terakhir, jangan ragu untuk lebih dulu melakukan ghosting jika dia tidak mau memberikan kejelasan. Bukan cuma dalam hal asmara, ini juga berlaku untuk urusan pertemanan. Jika temanmu suka mengabaikanmu atau tidak lagi peduli padamu, kamu bebas untuk pergi alih-alih merasa sakit hati. Ingat, kamu berhak dihormati dan mendapat penjelasan dari orang-orang yang sudah menyakitimu.
Melansir Your Tango, inilah 6 alasan mengapa ghosting bisa terasa lebih menyakitkan dibanding putus cinta biasa.
- Ghosting membuat seseorang takut diabaikan
Tidak ada seorang pun yang suka ditinggalkan, terlebih tanpa penjelasan. Bagi beberapa orang, ghosting dapat membuat mereka teringat akan kenangan buruk atau trauma di masa lalu. Selain itu, wajar jika seseorang merasa lebih sakit hati jika ditinggalkan mendadak tanpa sebab yang jelas. - Ghosting membuat seseorang takut tidak bisa menjalin hubungan baru
Jika kamu sudah merasa cocok dengan seseorang, ghosting akan terasa lebih menyakitkan. Terlebih, kamu percaya jika si dia adalah pasangan hidup yang tepat. Akibatnya, seseorang bisa merasa kehilangan harapan untuk menemukan pasangan baru. Kamu juga takut jika nanti kembali menjadi korban ghosting. - Ghosting lebih sulit dihadapi oleh seseorang yang kurang percaya diri
Seseorang yang punya rasa percaya diri rendah cenderung akan menyalahkan diri sendiri saat menjadi korban ghosting. Akibatnya, kamu akan berusaha mencari-cari alasan mengapa si dia melakukan ghosting. Tidak hanya itu, kamu jadi lebih susah move on. - Yakin bisa memperbaiki kesalahan yang ada
Alasan lainnya, kamu merasa yakin bisa memperbaiki kesalahan yang ada di antara kalian. Kamu akan mencoba untuk menghubunginya dan menyelesaikan masalah yang ada. Namun, pasangan tetap tidak memberikan jawaban karena terlanjur menghilang. Semakin kamu mencoba untuk memperbaiki kesalahan, besar kemungkinan kamu jadi susah move on. - Ghosting membuatmu ingin mendapatkan penjelasan pasti
Beda dengan putus cinta, kamu akan ditinggalkan tanpa alasan saat menjadi korban ghosting. Seseorang yang menjadi korban ghosting akan berusaha untuk mencari tahu alasan mereka ditinggalkan. Meski begitu, ada kalanya kamu lebih baik tidak tahu alasan si dia melakukan ghosting agar sakit hati tidak bertambah parah. - Kamu merasa telah mengabaikan tanda-tanda ghosting
Mungkin, selama ini si dia sudah menunjukkan tanda-tanda akan ghosting. Namun, kamu mengabaikannya karena yakin situasi akan membaik. Kenyataannya, si dia tetap melakukan ghosting. Meski terlambat, kamu pun sakit hati karena kecurigaanmu ternyata terbukti.
Efek emosional karena ghosting dapat menghancurkan pasangan. Tidak hanya itu, pasangan bisa menjadi cemas dan merasa tidak dicintai.
Sementara menurut Psikolog Klinis sekaligus Co-founder Ohana Space Veronica Adesla, ghosting adalah tindakan tidak memberi kabar alias mendiamkan pasangan tanpa sebab.
Selain itu, ghosting dalam LDR juga menjadi sorotan yang terjadi pada pasangan yang mau tidak mau harus berjarak secara fisik, dan melakukan kontak secara virtual. Ia menjelaskan, bila tidak adanya kabar, bahkan tidak ada jawaban, bisa termasuk ghosting.
"Kalau tidak ada kabar, ditanya tidak dijawab, menghilang bisa termasuk ghosting," jelasnya, saat dihubungi Suara.com.
Bila di antara pasangan tidak adanya kelancaran komunikasi, pasangan bisa muncul perasaan-perasaan negatif, seperti misalnya cemas, ragu, curiga, atau perasaan yang menjauh.
"Pada beberapa kasus, ghosting juga dapat menyebabkan seseorang menjadi sulit untuk percaya pada orang lain, terutama dalam konteks hubungan romantis," jelasnya.
Tak hanya itu, merasa tak dihargai dan tidak dicintai juga termasuk, bahkan bisa menyebabkan rasa sedih sekaligus merendahkan diri sendiri.
Lalu bagaimana cara agar tidak dighosting?
Menurut Veronica ghosting rentan terjadi dalam hubungan jarak jauh alias LDR. Sementara kunci sukses dalam menjalin hubungan LDR yang utama adalah pola kelancaran dalam berkomunikasi.
"Untuk itu penting di antara pasangan membuat kesepakatan bersama perihal waktu untuk saling berkontak, dan membangun komunikasi, seperti menceritakan hari-hari yang dilalui, berdiskusi mengenai topik yang menarik untuk dibahas bersama, dan sebagainya," tutupnya.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri, Amertiya Saraswati, Aflaha Rizal Bahtiar