BeritaHits.id - Video seorang pria diduga depresi karena ditinggal kekasih viral di sosmed.
Dalam video viral dijelaskan bahwa pria tersebut sudah menyiapkan segalanya untuk sang kekasih.
Namun sayang, cinta berakhir tidak seperti yang diharapkan.
Video viral ini diunggah oleh akun TikTok @dyvanputra_, Senin (20/6/2022).
Baca Juga:Sedang Panas-panasnya, Bocah Ngamen Dibawa Orangtua Tuai Kecaman Publik: Eksploitasi
Unggahannya merekam perilaku temannya yang depresi karena mendadak diputus oleh ceweknya.
Padahal, lelaki tersebut sudah akan menikahi perempuan itu dan mengkredit rumah untuk mereka tempati.
"Temen ane rencana tahun ini nikah. Dan memang pacaran sudah lama, 8 tahun sejak dari SMP," kata akun itu.
Temannya itu, tuisnya, sudah 4 tahun ke belakang menyicil rumah. Dia berharap setelah menikah, langsung bisa menempati rumah tersebut.
"Keperluan semua sudah siap, tinggal persiapan menuju hari H saja," tulisnya.
Namun, di titik itulah petaka datang. Mendekati hari H atau pernikahahn, ceweknya tiba-tiba mengatakan tak bisa meneruskan hubungan mereka.
"Karena semakin ke sini, si cewek merasa semakin tidak diberikan petunjuk."
Si perempuan juga mengatakan sudah melaksanakan salat Istikharah dan menurut dia, jawabannya adalah pernikahan bukan jalan tepat baginya.
Sejak pembicaraan tersebut, si cewek sudah susah diajak berkomunikasi. Sejak itu pula si cowok depresi berat, menjadi lebih pendiam.
Dalam video, tampak seorang lelaki berkacamata tidur-tiduran di lantai. Tak hanya itu, ada potongan video cowok tesebut tampak berbicara dengan dirinya sendiri di depan cermin.
"Sudah meluapkan semuanya dan mencoba melupakan, namun itu hanya sesaat," tulis si pengunggah dengan potongan video temannya lagi ajojing di klub malam.
"Pagi hari seperti biasa, pasti keadannya balik seperti ini kembali," tulisnya dalam potongan video temannya sedang duduk di dapur sembari memegangi kepalanya, murung."
"Sering ngomong dengan kaca juga," tambahnya.
Warganet membanjiri unggahan itu dengan pesan agar si pengunggah terus menjaga kawannya itu.
"Bang jaga dia bang, jangan biarin sendiri, serius," kata @ikooxxx.
"Dipantau terus, bahaya takut bunxxx. Dia gak butuh tempat/orang lain, cuma butuh diri sendiri. Sesekali disawut atau ajak ngobro," saran @narxxx.
"Suruh dia ngegym/wokruout, ibadah rajin, sam amove on. Gue yakin dia akan beurbah jadi versi terbaik dari dirinya di masa depan," kata @draxxx.
"Percayalah. Semenjak saat itu dia bakalan mencoba untuk mencintai semua wanita yang dekat dengannya. Namun dalam hati masih stuck sama orang lama," @ichsxxx.
Jangan sendiri
Depresi membuat seseorang sendirian dalam kesehatan dan sering menolak bantuan orang lain.
Tapi menurut psikolog, seseorang sangat tidak disarankan mengatasi depresi sendirian. Jika masih dalam tahap depresi ringan, orang yang depresi paling tidak harus didampingi oleh keluarga atau kerabat dekat untuk curhat.
Psikolog Klinis Ida Bagus Jendra menjelaskan, salah satu ciri khas dari depresi yakni adanya keyakinan yang salah terhadap sumber stres. Juga kesalahan menilai perasaan atau kondisi. Sehingga akan cenderung menyalahkan diri sendiri.
"Pikiran yang salah adalah ketika kita merasa kita adalah satu-satunya orang yang menyebabkan kejadian tertentu. Sayangnya ketika kita depresi sulit sekali untuk mengidentifikasi dan pikiran itu," kata Bagus saat siaran langsung Instagram, Sabtu (15/8/2021).
Saat itulah dibutuhkan dampingan orang lain untuk bantu berikan perspektif lain agar seseorang yang depresi tidak selalu merasa dirinya bersalah.
Menurut Bagus, depresi tidak hanya tergantung pada pemahaman diri sendiri. Ia menekankan bahwa jangan pernah mencoba selesaikan depresi sendirian.
"Kita pasti butuh orang lain untuk menemukan perspektif itu. Karena kecenderungannya kita akan fokus terhadap pikiran kita sendiri, kita akan meyakini pikiran yang salah, kita butuh orang lain untuk membuka pola pikir yang baru, entah itu teman, keluarga, ataupun orang yang lain," ujarnya.
Saat orang yang depresi selalu sibuk dengan pikirannya sendiri, berisiko akan terus meyakini pikirannya yang keliru. Sementara, jika menceritakan kondisinya kepada orang lain, kemungkinan pikiran bisa teralihkan.
Bagi orang awam, cara termudah untuk mengenali depresi dengan menyadari adanya perasaan stres lebih dari dua minggu dan mengganggu aktivitas harian. Seperti sulit tidur atau banyak tidur, banyak makan atau kurang makan, hingga tak semangat melakukan aktivitas harian.
"Misalnya kita bangun pagi, kerja, sekarang jadi malas untuk bekerja. Atau yang biasanya semangat untuk ngobrol sama teman, ketemu sama teman-teman, tidak lagi semangat. Itu mungkin merupakan gejala dari kondisi depresi yang ringan. Tapi kalau sudah depresi berat ketika seseorang menjadi jauh lebih tidak bisa mengendalikan suasana, perasaan," jelas Bagus.
Pada fase depresi berat, seseorang bisa sampai menangis tiba-tiba karena merasa tidak berdaya. Selain itu, salah satu ciri dari gangguan depresi berat juga adanya keinginan melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri.
Menurut Bagus, pikiran itu muncul karena merasa diri tidak berguna, bahkan cenderung menyalahkan diri sendiri ketika ada suatu masalah.
Kontributor: Rizky Islam