Makan Siang di Mi Ayam Mbak Bule yang Viral, Ada Pandemi tapi Never Give Up

Berjualan mi ayam ini adalah cara yang ditempuh Charlotte dan suami untuk bertahan.

Dany Garjito | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 23 Januari 2021 | 13:35 WIB
Makan Siang di Mi Ayam Mbak Bule yang Viral, Ada Pandemi tapi Never Give Up
Charlotte Peeters ditemui di warung mi ayam bakso miliknya di kawasan Jalan Moses Gatot Kaca Ruko B21, Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, Kamis (21/1/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)
Warung mi ayam bakso Telolet di kawasan Jalan Moses Gatot Kaca Ruko B21, Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, Kamis (21/1/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)
Warung mi ayam bakso Telolet di kawasan Jalan Moses Gatot Kaca Ruko B21, Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, Kamis (21/1/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Walaupun saat ini Charlotte juga sudah memiliki dua karyawan yang bekerja di warung, tapi ia tidak mau tinggal diam begitu saja. Ia kadang masih sering meracik sendiri mi ayam pesanan pelanggan saat karyawannya tidak ada.

"Kemarin sempat karyawan yang biasanya meracik mi ayam sakit, jadi saya yang gantikan. Sekarang kalau sudah masuk lagi pun, tetap saya bantu-bantu di warung. Itu semua tidak masalah karena saya memang orang yang tidak bisa duduk diam. Apa pun saya siap kerjakan. Ketika itu koki tidak ada, saya bisa bantu. Saat semua tim lengkap masuk pun, juga tetap saya bantu, misal antar makan dan minum ke meja dan lainnya," ujarnya.

Diceritakan Charlotte bahwa sebelum warung mi ayamnya viral di media sosial, banyak pelanggan yang terkejut saat semangkok mi ayam atau bakso disajikan seorang bule.

"Sebelum viral, banyak orang kaget kalau saya yang menyajikan. Reaksi pertama yang kaget itu seolah berpikir tentang bagaimana rasanya nanti makanan yang disajikan, tapi saya suka membuat mereka nyaman, artinya dengan basa-basi, tetapi sejak viral, banyak orang datang dan tidak kaget lagi saat melihat "mbak bule" masak mi ayam," ungkapnya.

Baca Juga:Viral Es Jeruk Pinggir Jalan Harganya Setara Tiga Nasi Padang, Pembeli Syok

Terkait dengan penamaan 'Bakso Mi Ayam Telolet', kata Charlotte, tidak ada arti khusus. Nama itu muncul secara tiba-tiba saat ia memikirkan nama yang pas bagi warungnya dengan sang suami.

Ia menilai, sudah terlalu banyak warung mi ayam dan bakso yang menggunakan nama pemiliknya atau nama bernuansa harapan seperti 'berkah' dan yang lainnya. Sempat ingin menggunakan nama 'Amsterdam', tapi menurutnya itu terlalu berlebihan.

"Sempat kepikiran bikin nama mi ayam bakso Amsterdam atau apa, tetapi kami berpikir, nanti otomatis kalau gitu ekspektasi orang harus ada rasa Belanda-nya, akhirnya enggak tahu aja, tiba-tiba kami dapat "telolet", dan kami berdua cocok dengan itu, dan lucu aja," tuturnya.

Charlotte menuturkan, sejak pemberlakukan aturan Pengetatan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM), penjualan mi ayam bakso miliknya turun drastis. Selama pandemi saja, setidaknya rata-rata 5-6 kilogram mi saja masih bisa habis dalam sehari.

"Untuk omzet, jujur sejak kemarin viral, sudah mulai naik lagi. Dalam minggu ini, setiap hari setidaknya bisa meraup Rp700-800 ribu, dibandingkan sebelumnya, anjlok, sehari kadang Rp600-700 ribu, tapi juga bisa hanya Rp150 ribu sehari," ucapnya.

Baca Juga:Sedih! Warung Mi Kocok Bakso Ini Sepi Gegara Ulasannya Viral di TikTok

Menurut Charlotte, pendapatan saat berjualan mi ayam dan bakso tidak bisa dibandingkan dengan saat ia menjalankan usaha pariwisata dulu. Saat ini, katanya, fokus utamanya adalah untuk bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19, yang belum usai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak